Hari Setelah Gencatan Senjata Gaza Berlaku: 122 Syuhada, 341 Cedera
Story Code : 1185567
Pada hari ke-472 agresi Zionis Israel terhadap Jalur Gaza, 122 syuhada dibawa ke rumah sakit di kantong Gaza dalam 24 jam terakhir, termasuk 62 jenazah yang ditemukan dari bawah reruntuhan, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza. Selain itu, 341 orang terluka.
Kementerian Kesehatan di Gaza juga melaporkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas telah mencapai 47.035 syuhada, dengan 111.091 lainnya terluka.
99 Personel Pertahanan Sipil Tewas, 319 Cedera
Pertahanan Sipil di Gaza mengumumkan bahwa 99 personelnya syahid dan 319 lainnya terluka dalam agresi Zionis Israel terhadap Jalur Gaza, sejak 7 Oktober 2023. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengonfirmasi bahwa 27 personel mereka ditahan oleh tentara penjajah, termasuk direktur Pertahanan Sipil di Provinsi Gaza Utara.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa penjajah menghancurkan 17 markas dan pusat Pertahanan Sipil dari total 21 yang ada di Jalur Gaza, dan menghancurkan 85% kendaraan mereka, baik secara total maupun sebagian. Pernyataan itu juga mengonfirmasi bahwa tim Pertahanan Sipil menerima lebih dari 500.000 panggilan darurat, dengan 50.000 di antaranya tidak bisa ditanggapi.
Pernyataan lebih lanjut mengungkapkan bahwa lebih dari 38.000 syuhada ditemukan dari bawah reruntuhan di seluruh Jalur Gaza. Diperkirakan sekitar 2.400 syuhada yang tubuhnya menguap tanpa jejak.
Menurut pernyataan tersebut, tim Pertahanan Sipil Gaza berhasil mengevakuasi 42.000 orang dari daerah yang sangat berbahaya bagi nyawa mereka.
Gaza Akan Bangkit Kembali: Hamas
Gerakan Perlawanan Islam - Hamas menegaskan pada hari Senin (20/1) bahwa “Gaza, dengan rakyatnya yang hebat dan tekad yang kuat, akan bangkit kembali untuk membangun apa yang telah dihancurkan oleh penjajah dan melangkah di jalan keteguhan sampai penjajah dikalahkan dan negara Palestina yang merdeka dengan al-Quds sebagai ibu kotanya terwujud.”
Dalam sebuah pernyataan, gerakan tersebut mengatakan bahwa kehancuran masif yang digambarkan dalam gambar yang keluar dari Jalur Gaza, yang mempengaruhi infrastruktur sipil di seluruh wilayah Gaza, adalah "bukti nyata dari kekejaman entitas fasis ini yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan."
Hamas menambahkan bahwa "kejahatan brutal ini yang belum pernah terjadi dalam sejarah modern dilakukan oleh pemerintah penjajah dan tentara fasisnya dengan seluruh dunia menyaksikan dan mendengarkan, yang menuntut penggunaan semua cara hukum internasional untuk mengadili para pemimpin penjajah dan tentara mereka sebagai pelaku kejahatan perang."
Pernyataan tersebut menekankan bahwa "kejahatan sistematis penjajah, selama 471 hari, tidak berhasil menggoyahkan rakyat kami dan perlawanan mereka yang gagah berani serta mempengaruhi keterikatan mereka pada tanah dan menghadapi agresi."
Kesepakatan gencatan senjata antara penjajah Zionis Israel dan Hamas berlaku pada 19 Januari pukul 8:30 waktu setempat (GMT+2).
Namun, hanya 30 menit setelah gencatan senjata yang dijadwalkan itu berlaku, pasukan Israel melanjutkan agresi mereka terhadap berbagai bagian dari Gaza.
Dengan dalih bahwa Hamas tidak "sepenuhnya mematuhi syarat-syarat perjanjian," militer Israel menyatakan bahwa operasinya di Gaza masih berlanjut, menekankan bahwa gencatan senjata dengan Hamas belum berlaku.
"IDF (Pasukan Pertahanan Zionis Israel) terus menyerang wilayah Gaza saat ini. Menurut arahan perdana menteri, gencatan senjata tidak akan diberlakukan sampai Hamas memenuhi komitmennya," kata juru bicara militer Zionis Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan televisi.
Hamas menjelaskan pada saat itu bahwa mereka berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata dan bahwa keterlambatannya disebabkan oleh kesulitan teknis.
Genosida Zionis Israel telah menyebabkan kehancuran luas, meninggalkan puluhan ribu orang tewas, terluka, atau hilang, serta mengungsi jutaan penduduk.[IT/r]