Media Israel: Hamas Satu-satunya Otoritas yang Mampu Memerintah Gaza
Story Code : 1185629
Hamas tetap menjadi satu-satunya otoritas yang mampu memerintah Jalur Gaza, bahkan setelah 15 bulan perang, menurut Saluran 12 Zionis "Israel".
Menyinggung "hari setelahnya", saluran tersebut mengakui kegagalan Zionis "Israel" untuk mencapai tujuan perangnya, yang mencakup mencegah Hamas memerintah atau kembali berkuasa di Gaza. Namun, mereka mencatat bahwa pada kenyataannya, Hamas masih memiliki kemampuan untuk bertahan, seperti yang terlihat dalam kemunculan Brigade al-Qassam Hamas di antara orang-orang saat menyerahkan tiga tahanan wanita Zionis Israel kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dalam kesepakatan pertukaran tahanan.
Saluran tersebut juga menyoroti bahwa tidak ada kekuatan lain di Gaza yang memiliki kemampuan sebanding, yang memungkinkan Hamas untuk menegaskan kembali dirinya dan membatasi kapasitas operasional militer Zionis Israel.
Mereka memperkirakan bahwa Zionis "Israel" tidak mungkin melanjutkan pertempuran di Gaza, mengingat bahwa Perlawanan Palestina memiliki kapasitas untuk bertempur tanpa batas waktu dan mampu terus merekrut individu.
Amos Harel, analis urusan militer untuk surat kabar Zionis "Israel" Haaretz, juga mengomentari pemandangan ratusan anggota Brigade al-Qassam hanya beberapa kilometer dari tempat pasukan pendudukan Zionis Israel ditempatkan, yang menurutnya menunjukkan kekuatan militer dan tanda-tanda pemerintahan sipil.
Sementara itu, koresponden militer Channel 12, Lilach Shoval, mencatat bahwa perjanjian gencatan senjata di Gaza tidak menjamin tercapainya dua tujuan yang telah ditetapkan Zionis "Israel" untuk dirinya sendiri: melenyapkan Hamas dan membebaskan tawanan.
Hanya 8% Warga Israel yang Percaya Perang di Gaza Telah Mencapai Tujuan
Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan oleh surat kabar Israel Maariv mengungkapkan bahwa hanya 8% warga Zionis Israel yang percaya bahwa pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah sepenuhnya mencapai tujuan yang ditetapkan untuk perang di Gaza.
Hal ini terjadi di tengah laporan dari media Zionis Israel yang menekankan besarnya korban yang harus ditanggung oleh pasukan pendudukan Zionis Israel di Gaza utara.
The New York Times juga menyoroti meningkatnya skeptisisme di kalangan pimpinan militer Zionis Israel tentang pencapaian dua tujuan utama perang: membasmi Hamas dan mengamankan pembebasan lebih dari 100 tawanan yang masih ditahan di Gaza.
Mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Zionis Israel, Giora Eiland, mengakui bahwa sulit untuk meraih kemenangan, dengan menyatakan, "Selama senjata dan amunisi masih ada di Gaza, dan selama masih ada cukup banyak pemuda yang siap bertempur sampai mati, kemenangan akan tetap sulit diraih."[IT/r]