Hizbullah: Israel Gagal Menghancurkan Gerakan Perlawanan
Story Code : 1178478
“Kami telah menggagalkan tujuan musuh untuk menghancurkan perlawanan. Kami menggusur para pemukim… tidak mungkin bagi kami untuk menyerah atau tunduk pada penghinaan, dan ini tidak mungkin bagi Gerakan]Perlawanan Hizbullah,” kata Sheikh Qassem pada hari Sabtu (14/12) sebagaimana yang disiarkan kanal TV Al-Manar Lebanon.
Ia juga mengatakan bahwa Hizbullah muncul sebagai pemenang karena rezim Israel gagal mencapai tujuan utamanya, yaitu memusnahkan gerakan tersebut dan mengembalikan para pemukim ke rumah mereka di wilayah pendudukan utara tanpa perjanjian gencatan senjata.
"Perlawanan bukanlah masalah. Masalahnya adalah agresi rezim Israel. Musuh memahami bahwa mereka tidak memiliki prospek untuk menghadapi Hizbullah. Karena itulah mereka menyetujui gencatan senjata untuk menghentikan agresinya terhadap Lebanon," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa Hizbullah tetap sabar menghadapi ratusan pelanggaran gencatan senjata oleh Israel untuk membantu melaksanakan kesepakatan dan menahan diri agar tidak menjadi penghalang bagi kesepakatan tersebut.
“Kami menangkis agresi terhadap Lebanon, dan melumpuhkan musuh di perbatasan dengan ketangguhan para pejuang kami dan dukungan rakyat. Jika para pejuang perlawanan tidak teguh, Israel akan mencapai Beirut dan memulai rencana selanjutnya termasuk perluasan permukiman,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa rezim Israel ingin menghancurkan segala bentuk perlawanan terhadap rencana ekspansionisnya di seluruh wilayah Asia Barat.
Sheikh Qassem juga menyinggung perkembangan terbaru di Suriah di mana pemerintah Bashar al-Assad digulingkan seminggu yang lalu oleh kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Hey'at Tahrir al-Sham (HTS).
Ia mengatakan bahwa kelompok-kelompok tersebut tidak dapat diadili sampai situasi di Suriah menjadi stabil dan mereka mengambil sikap yang jelas, sambil berharap agar terbentuk pemerintahan yang inklusif di Suriah, yang akan menganggap Israel sebagai musuh.
Ia juga mengatakan dengan jatuhnya pemerintahan Assad, Hizbullah kehilangan jalur untuk mendapatkan bantuan militer melalui Suriah, tetapi yang penting adalah bahwa perlawanan akan terus berlanjut. [IT/G]