ABI: Ormas Keagamaan Harus Jadi Gerakan Budaya Bangun Peradaban
Story Code : 1177133
"Landasan sebuah peradaban adalah budaya, bukan yang lain. Karena itu, ormas Islam harus menjadikan pembangunan budaya sebagai prioritas utama," kata Ketua Umum ABI Habib Zahir Yahya, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Pendekatan budaya dan agama secara konsisten itu diyakini mampu menjawab tantangan zaman sekaligus memperkokoh persatuan bangsa di tengah keberagaman.
Hal tersebut telah dia sampaikan saat memberikan pidato pembuka dalam acara Musyawarat Tertinggi (MUSTI) II dan Muktamar IV Ahlulbait Indonesia pada Jumat (6/12) dengan tema "Organisasi Berbudaya dan Berkearifan untuk Khidmat Keumatan dan Kebangsaan".
Berikutnya, Habib Zahir juga mengingatkan bahwa pembangunan budaya harus dilakukan dengan strategi matang agar ekspresi budaya ormas tidak menjadi sasaran stigma atau diskriminasi.
Dia lalu mengajak ABI untuk segera mengidentifikasi budaya yang berakar pada nilai-nilai keyakinan Ahlulbait. Lalu, menyosialisasikannya dengan prinsip kearifan lokal dan memperkuat kerja sama dengan organisasi lain untuk melestarikan budaya tersebut.
Berikutnya dalam sesi seminar kegiatan tersebut, peneliti BRIN Ahmad Najib Burhani selaku narasumber menjelaskan mengenai peran budaya dalam membentuk identitas dan keberlanjutan ormas.
Ia lalu membandingkan ormas-ormas besar seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, ABI, dan IJABI. Menurutnya, meski terdapat perbedaan, semua ormas itu memiliki irisan budaya yang memperkuat keberlanjutan mereka.
"Ilmu pengetahuan adalah budaya. Dalam tradisi Syiah, sains dan inovasi menjadi bagian kuat dari identitas budaya yang bisa diterima luas di masyarakat tanpa kontroversi berlebihan," kata Najib.