Akbari: Upaya Diplomatik Terus Berlanjut, Suriah Membayar Sikap Anti-'Israel'
Story Code : 1176288
Hossein Akbari, duta besar Iran untuk Damaskus, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Al Mayadeen bahwa hubungan antara Iran dan Suriah kuat, dan wajar bagi kedua negara untuk saling mendukung dan membela dalam situasi sulit.
Mengenai agresi terhadap Aleppo dan Idlib serta memburuknya kesepakatan antara Damaskus dan Ankara, Akbari menjelaskan bahwa kesepakatan antara Suriah dan Turki bermanfaat bagi kedua negara dan rakyatnya.
Ia mengungkapkan bahwa Iran telah "berusaha selama bertahun-tahun untuk menengahi mereka dalam hal ini."
Ia menekankan perlunya "berusaha keras untuk membangun permukiman guna memadamkan api" dan berharap bahwa upaya politik akan membantu Suriah keluar dari krisis ini.
Akbari juga mengungkapkan bahwa Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragchi akan mengunjungi negara-negara lain di kawasan tersebut sebagai bagian dari diskusi politik mengenai perkembangan di Suriah.
'Ancaman ISIS akan kembali ke negara-negara yang menciptakannya'
Duta besar tersebut menekankan bahwa ancaman saat ini tidak hanya melibatkan Suriah dan rakyatnya tetapi seluruh dunia, termasuk negara-negara tetangga Suriah dan negara-negara Islam.
Ia juga mencatat bahwa ISIS tidak hanya mengancam Suriah dan Irak tetapi juga telah menimbulkan ancaman global.
Dalam pernyataan tegasnya, Akbari bertanya, "Siapa yang melindungi ISIS, mempersenjatainya, dan menyediakannya dengan pejuang dan elemen, dan siapa yang melindunginya saat ini?"
Ia menambahkan bahwa ancaman ISIS akan kembali ke negara-negara yang menciptakan dan mempersenjatainya.
Duta besar Iran untuk Damaskus juga menunjukkan bahwa "jika ISIS berhasil membangun dirinya di Suriah dan Irak, Eropa, Asia Tenggara, dan negara-negara Islam tidak akan aman."
Akbari menunjuk pada banyak tanda keterlibatan Zionis "Israel" dalam situasi di Suriah, terutama kebetulan serangan kelompok bersenjata dengan gencatan senjata di Lebanon.
Ia juga mencatat bahwa semua negara di seluruh dunia menekan Suriah karena sikap anti-Zionis Israelnya.
Ia mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa "Amerika telah bekerja keras untuk menabur perselisihan antara Suriah, Iran, dan semua Poros Perlawanan," seraya menambahkan bahwa "ada keinginan tersembunyi Amerika untuk tetap berada di Suriah demi kepentingan Zionis Israel."
Duta besar Iran menyimpulkan dengan mengatakan bahwa "meskipun Suriah harus membayar mahal karena posisinya, ia menegaskan bahwa biaya ini jauh lebih murah daripada biaya penyerahan diri."
IRGC: Tentara Suriah dan sekutu berjanji akan memberikan tanggapan keras terhadap konspirasi baru Israel
Brigadir Jenderal Mohammad Ali Naeini, juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, menegaskan pada hari Senin (2/12) bahwa "tentara Suriah dan Front Perlawanan akan menanggapi dengan tegas rencana Zionis baru terhadap Suriah."
Dalam pernyataannya, Naeini menekankan bahwa "Poros Perlawanan tidak akan mundur dari pendiriannya dan akan terus berdiri teguh melawan musuh-musuhnya."
Ia menambahkan bahwa "tujuan teroris di Suriah adalah untuk membuka front baru dan melemahkan salah satu pilar utama poros perlawanan."
Naeini menekankan bahwa entitas Zionis Israel telah gagal mencapai salah satu tujuannya, termasuk melenyapkan Hizbullah, melemahkannya secara politik, atau melucuti senjata kelompok tersebut.[IT/r]