Ini Hasil Pertemuan Negara-Negara ECO ke-28 di Mashhad
Story Code : 1176495
Dewan tersebut lantas merilis pernyataan yang disebut dengan Komunike Mashhad, sebuah dokumen hasil penting yang menetapkan arah strategis bagi kegiatan ECO, yang memperkuat kerja sama antar-negara anggota.
Sekretaris Jenderal ECO, Dr. Asad M. Khan mengatakan Komunike Mashhad memiliki pendekatan visioner dan menekankan perluasan kohesi regional serta upaya untuk mengembangkan koneksi infrastruktur dan kolaborasi yang lebih besar di antara para anggota.
Ia menyatakan harapan bahwa negara-negara anggota akan mampu menciptakan kerjasama yang lebih luas melalui pengembangan kegiatan ekonomi.
Ia juga berterima kasih kepada Republik Islam Iran atas penyelenggaraan pertemuan yang luar biasa ini.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kazakhstan Murat Nurtleu menyoroti pentingnya sektor pariwisata di ECO. Ia mengatakan bahwa negara-negara anggota harus memperhatikan bidang ini sehingga mereka dapat menjadi tujuan wisata di dunia dengan kerja sama negara-negara tetangga.
"Pengembangan industri pariwisata dapat membantu mempromosikan warisan budaya dan pertumbuhan ekonomi negara-negara," katanya. Nurtleu juga menunjukkan bahwa ada banyak kota di Iran, termasuk Mashhad, yang dapat menjadi tujuan yang baik bagi wisatawan dari negara-negara anggota ECO.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Pakistan Mohammad Ishaq Dar mengatakan penguatan hubungan perdagangan dan komunikasi antara negara-negara anggota sangat penting untuk kemakmuran negara anggota ECO.
Ia menambahkan bahwa peningkatan hubungan antara negara-negara anggota akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi di Kawasan. Ia mengusulkan penghapusan bea antara negara-negara anggota guna menciptakan perdagangan yang bebas antara negara-negara anggota sehingga kita dapat membawa kemakmuran, kesejahteraan, perdamaian dan stabilitas.
"ECO dibentuk dengan tujuan yang ambisius," ujarnya. "Meskipun hubungan antar-anggota baik untuk kemakmuran ekonomi, ada kebutuhan serius untuk kerja sama kolektif yang efektif di antara negara-negara anggota," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov juga mengatakan kerja sama bersama di antara negara-negara anggota ECO harus diperkuat dan diperluas di berbagai bidang.
Menurut Bayramov, pertemuan tersebut menjadi kesempatan yang baik untuk menghadapi tantangan yang dihadapi negara-negara anggota. Ia berharap negara-negara anggota dapat meningkatkan efisiensi organisasi lebih dari sebelumnya.
Dalam sambutannya di konferensi tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Turki Burhanettin Duran mengatakan bahwa ECO saat ini berkontribusi dalam sekitar 4% dari perdagangan global dan berhasil menghasilkan sekitar $81,9 miliar pada tahun lalu.
Namun, ia menekankan bahwa ECO masih jauh tertinggal dari realitas dan potensi perdagangan negara-negara anggota. "Angka ini menunjukkan bahwa ECO masih jauh tertinggal dari kapasitas perdagangan sebenarnya di kawasan kita," tambahnya.
Ia mencatat bahwa organisasi tersebut memiliki kerangka kerja yang baik untuk memperkuat kerja sama di bidang-bidang seperti ekonomi, perdagangan, energi, transportasi, dan konektivitas.
Sirojiddin Muhriddin, menteri luar negeri Tajikistan, juga mengatakan bahwa lebih dari 35% perdagangan luar negeri Tajikistan sekarang dilakukan dengan negara-negara anggota ECO.
Ia mengemukakan bahwa potensi yang ada untuk pengembangan perdagangan dengan negara-negara ini sedang diperbarui, mengingat bahwa anggota ECO kaya akan sumber daya alam dan memiliki kapasitas yang besar di berbagai sektor.
“Pemanfaatan kapasitas ini secara efektif dan bersama-sama dapat mengarah pada peningkatan kesejahteraan dan standar hidup bagi rakyat kita, serta pembangunan ekonomi dan sosial, dan juga pemantapan perdamaian serta keamanan yang berkelanjutan di kawasan ini,” katanya.
Dalam pidatonya di pertemuan itu, Tordaqon Sidiqov, perwakilan dari Kirgistan, menyerukan perjanjian kerja sama dalam ECO untuk melaksanakan proyek-proyek kereta api dan menghapus hambatan perdagangan.
Ia mencatat bahwa perluasan rute kereta api akan memfasilitasi kerja sama ekonomi dan perdagangan, khususnya di koridor yang menghubungkan Turki dengan Iran dan Teluk Persia dengan laut lepas.
“Akses ke pasar ekstrateritorial dan penghapusan hambatan keuangan dan perdagangan dapat menjadi faktor penting bagi pembangunan berkelanjutan negara-negara anggota ECO,” kata Sidiqov. [IT/G]