Uni Eropa Mengutuk Serangan Israel terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian PBB
Story Code : 1171561
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell membuat pernyataan tersebut pada hari Jumat (8/11), sehari setelah enam pasukan penjaga perdamaian Malaysia terluka oleh serangan pesawat nirawak Zionis Israel yang menewaskan tiga warga Lebanon di dalam mobil di dekatnya.
Borrell mengatakan, "Semua pihak harus memastikan keselamatan dan keamanan personel PBB dan mengizinkan mereka untuk melaksanakan misi penting mereka di bawah mandat UNIFIL."
Uni Eropa mengutuk insiden yang membahayakan konvoi @UNIFIL_ & menyebabkan beberapa pasukan penjaga perdamaian terluka. Semua pihak harus memastikan keselamatan dan keamanan personel PBB dan mengizinkan mereka untuk melaksanakan misi penting mereka di bawah mandat UNIFIL. 1/2
— Josep Borrell Fontelles (@JosepBorrellF) 8 November 2024
Ia juga mengatakan bahwa “serangan Zionis Israel terbaru terhadap Lebanon telah mengakibatkan sedikitnya 53 kematian dan lebih dari 160 cedera dalam 24 jam terakhir.”
“Uni Eropa menyerukan gencatan senjata segera untuk melindungi warga sipil. Semua pihak harus memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Lebanon dan Israel,” katanya.
Empat puluh negara yang berkontribusi pada misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon menuntut penghentian segera serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian.
Beberapa anggota misi, yang dikenal sebagai UNIFIL, telah terluka di Lebanon selatan dalam beberapa hari terakhir di tengah invasi Zionis Israel ke negara itu.
Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon telah menuduh militer Israel pada beberapa kesempatan dengan sengaja menyerang pangkalannya di Lebanon selatan.
UNIFIL telah melaporkan lebih dari 40 serangan yang mengakibatkan kerusakan properti atau cedera di antara pasukannya di Lebanon selatan, di tengah seruan Zionis Israel agar misi tersebut mengosongkan posisinya.
Wakil juru bicara UNIFIL, Kandice Ardiel, mengatakan delapan serangan dipastikan berasal dari tentara Zionis Israel, yang meminta UNIFIL mengevakuasi 29 lokasi di dekat Garis Biru.
Juru bicara itu mengatakan misi PBB berkomitmen untuk tetap berada di daerah itu meskipun telah menyaksikan beberapa serangan yang disengaja.
Zionis Israel melancarkan serangan darat dan operasi udara besar-besaran terhadap Lebanon pada akhir September setelah setahun saling tembak di perbatasan Lebanon bersamaan dengan perang Gaza.
Lebih dari 3.000 orang tewas dalam serangan Zionis Israel di Lebanon selama setahun terakhir, sebagian besar dalam enam minggu terakhir.
Sebuah laporan PBB baru-baru ini mengatakan serangan tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 3.000 orang, yang berarti "58 persen lebih banyak dari 1.900 korban jiwa" yang disebabkan oleh perang rezim tersebut tahun 2006 melawan Lebanon.[IT/r]