0
Saturday 12 October 2024 - 18:45
Gejolak AS:

Boeing Akan Memberhentikan 17.000 Pekerja, Menunda Program 777X di tengah Aksi Mogok

Story Code : 1166017
A-strike-sign-is-pictured-outside-a-Boeing-factory
A-strike-sign-is-pictured-outside-a-Boeing-factory
Mogok kerja selama sebulan oleh pekerja Boeing, yang menghentikan produksi jet 737 MAX, 767 dan 777, di samping kualitas yang menurun, telah mengakibatkan kerugian kuartal ketiga sebesar $5 miliar bagi perusahaan tersebut.
 
Pada bulan Januari, ledakan panel kabin Boeing selama penerbangan jet Max yang baru memicu krisis baru seputar keselamatan dan kualitas jet penumpang buatan AS tersebut.
 
Presiden dan CEO baru perusahaan tersebut mengatakan dalam sebuah pesan kepada karyawan perusahaan bahwa perusahaan blue-chip itu berada dalam "posisi sulit" yang menyerukan "tindakan keras", khususnya, perampingan yang signifikan diperlukan "untuk menyesuaikan dengan realitas keuangan kami."
 
"Kami mengatur ulang tingkat tenaga kerja kami agar selaras dengan realitas keuangan kami dan ke serangkaian prioritas yang lebih terfokus. Selama beberapa bulan mendatang, kami berencana untuk mengurangi jumlah total tenaga kerja kami sekitar 10 persen. Pengurangan ini akan mencakup para eksekutif, manajer, dan karyawan," kata Kelly Ortberg dalam pesan tersebut.
 
Boeing juga mengumumkan bahwa jetliner 777x pertamanya, yang dipromosikan untuk dijual sebagai pesawat komersial bermesin ganda terbesar dan paling efisien di dunia, akan dikirimkan pada tahun 2026.
 
CEO perusahaan yang berbasis di Arlington itu juga memperingatkan para investor dan pemegang saham perusahaan untuk bersiap menghadapi kerugian baru yang "substansial".
 
Pemimpin baru itu memberi tahu para pemilik perusahaan untuk bersiap menghadapi pertempuran panjang dengan para pekerja. Kepala eksekutif yang baru menyatakan bahwa "keputusan sulit" dan "perubahan struktural" diperlukan.
 
"Kita perlu bersikap jernih tentang pekerjaan yang kita hadapi." Pekerja Boeing melakukan pemogokan menyusul kebuntuan antara perwakilan mereka dan manajemen mengenai gaji.
 
Perselisihan sengit tentang upah menghentikan negosiasi mereka, membuat pembicaraan menemui jalan buntu dan mendorong pekerja untuk melakukan aksi mogok kerja.[IT/r]
 
Comment