IOF Menahan 11.200 Warga Palestina di Tepi Barat Sejak 7 Oktober Tahun Lalu
Story Code : 1165567
Pasukan pendudukan Zionis Israel telah menahan sedikitnya 25 warga Palestina di seluruh Tepi Barat dalam 24 jam, termasuk seorang jurnalis dan beberapa mantan tahanan.
Dalam pernyataan bersama oleh Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan, disebutkan bahwa kampanye penahanan tersebut mencakup warga Palestina dari seluruh provinsi al-Khalil, Qalqilya, Jenin, Ramallah, Nablus, Tulkarm, Tubas, dan Beit Lahm.
Pernyataan tersebut lebih lanjut menekankan bahwa pendudukan Zionis Israel terus melakukan penggerebekan dan tindakan kekerasan yang meluas, termasuk mengeluarkan ancaman kepada tahanan dan keluarga mereka, serta menyebabkan kerusakan pada rumah dan infrastruktur warga sipil.
Sejak dimulainya perang genosida pendudukan Zionis Israel terhadap warga Palestina setahun yang lalu, lebih dari 11.200 warga Palestina telah ditahan di Tepi Barat, termasuk al-Quds.
Demonstran Palestina: 7 Oktober membawa kita dari penghinaan menuju martabat
Kemarin, warga Palestina berkumpul di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki, untuk mengenang Operasi Badai al-Aqsa, yang dilaksanakan setahun yang lalu, pada 7 Oktober 2023.
Dengan mengibarkan bendera Gerakan Perlawanan Islam - Hamas, Hizbullah, Yaman, dan Irak, dan membawa potret pemimpin besar Perlawanan, martir Sayyed Hassan Nasrallah, warga Palestina berbaris di Ramallah, ibu kota administratif wilayah yang diduduki.
Di bawah slogan “Kami tidak akan kehilangan kepercayaan pada revolusi,” warga Palestina dari berbagai faksi politik menegaskan kembali dukungan mereka terhadap Perlawanan pada hari Senin (7/10).
Para demonstran juga meneriakkan "salut dari Ramallah kepada para pejuang Hizbullah" sebagai bentuk solidaritas lintas batas antara rakyat Palestina dan Lebanon.
"Kami datang untuk mengenang para martir kami, mendoakan kesembuhan bagi yang terluka, dan memberi selamat kepada Perlawanan, baik dari Palestina, Lebanon, Irak, maupun Yaman, atas perjuangan mereka selama setahun terakhir," kata Jamila Johar kepada AFP.
"Kami datang untuk menyuarakan dan mengatakan bahwa perjuangan Palestina terus berlanjut dan bahwa tanggal 7 Oktober membawa kami dari fase penghinaan ke fase martabat dan kebanggaan," ungkap demonstran lainnya.
Meskipun rezim Zionis Israel menerapkan kebijakan "tekanan maksimum" terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan, warga Palestina terus menunjukkan dukungan kepada rekan senegaranya di Jalur Gaza.[IT/r]