Mahasiswa Harvard Pro-Palestina Berunjuk Rasa dengan Nyanyian 'Hidup Intifada'
Story Code : 1158570
Nyanyian tersebut memperingati Intifada rakyat Palestina pada 8 Desember 1987, saat warga Palestina berinisiatif untuk mempertahankan tanah mereka dari pendudukan Zionis Israel.
Demonstrasi mereka, yang terjadi hanya tiga hari setelah kelas dimulai, menggarisbawahi bahwa ketegangan masih tinggi. Mahasiswa telah berkumpul dan berhubungan kembali, sementara pejabat universitas telah mulai mengambil tindakan untuk mengendalikan protes dan menerapkan tindakan keras proaktif.
Nyanyian tersebut menyoroti Intifada rakyat Palestina pada 8 Desember 1987, saat warga Palestina berinisiatif untuk mempertahankan tanah, prinsip, dan kesucian mereka dari pendudukan Zionis Israel.
Kemudian, pada awal 1990-an dan sekali lagi pada awal 2000-an, ribuan warga Palestina terbunuh, yang semakin memperkuat Intifada sebagai simbol perjuangan dan pengorbanan mereka serta menginspirasi generasi mendatang.
'Ungkapkan dan cabut'
Protes di Harvard diadakan di bawah pengawasan ketat polisi, menurut Harvard Crimson. Surat kabar tersebut melaporkan bahwa pawai yang diikuti 80 orang, yang diselenggarakan oleh Harvard Out of Occupied Palestine (HOOP), diakhiri dengan rapat umum di luar gedung kampus. Di sana, presiden universitas sementara Alan Garber bertemu dengan perwakilan HOOP untuk membahas tuntutan mereka agar Harvard mencabut investasi dari Zionis "Israel".
"Tidak peduli apa yang dikatakan atau dilakukan universitas, tuntutan kami selalu sangat jelas: Ungkapkan dan cabut investasi," kata penyelenggara HOOP Tamar Sella. "Pertemuan-pertemuan ini tidak pernah menjadi tujuan akhir kampanye kami."
Garber telah menyetujui pertemuan tersebut pada bulan Mei sebagai bagian dari upayanya untuk menyelesaikan secara damai perkemahan pro-Palestina di universitas tersebut. HOOP tidak mengomentari hasil pertemuan tersebut, dan Harvard juga menolak memberikan komentar, menurut Crimson.
Demonstrasi tersebut melibatkan pembicara yang mengkritik keputusan universitas untuk mendisiplinkan mahasiswa yang terlibat dalam perkemahan tersebut.
Crimson melaporkan bahwa lima mahasiswa dari perkemahan selama 20 hari tersebut diskors dan lebih dari 20 orang lainnya dijatuhi masa percobaan.
Harvard dan universitas-universitas AS terkemuka lainnya telah menjadi titik fokus bagi aktivitas pro-Palestina di tengah perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang sejauh ini menewaskan lebih dari 40.800 ribu warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.[IT/r]