0
Saturday 24 August 2024 - 17:12
Gejolak Zionis Israel:

Jajak Pendapat: 75% Warga Israel Mengatakan Penanganan Pemerintah atas Perang di Utara 'Buruk'

Story Code : 1155918
Fire breaks out in the northern front due to Hezbollah missiles from southern Lebanon
Fire breaks out in the northern front due to Hezbollah missiles from southern Lebanon
Sebanyak 75% warga Zionis Israel percaya penanganan pemerintah pendudukan Zionis Israel atas perang di utara "buruk", menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Saluran 12 Zionis Israel tentang perkembangan yang sedang berlangsung di permukiman utara.
 
Hasilnya menyoroti ketidakpuasan dan frustrasi yang berkembang di antara penduduk mengenai strategi dan respons pemerintah terhadap perang.
 
Menurut jajak pendapat, 18% percaya manajemen pemerintah "adil", sementara 7% mengatakan mereka "tidak tahu."
 
Jajak pendapat juga menemukan bahwa 55% warga Zionis Israel mendukung pemilihan umum lebih awal, menyatakan keinginan untuk kepemimpinan baru, sementara 36% lebih suka pemerintah saat ini untuk menyelesaikan masa jabatannya. Sementara itu, 9% responden belum memutuskan.
 
Bulan lalu, survei yang dilakukan pada bulan Juli oleh Jewish People's Policy Institute (JPPI) mengungkapkan bahwa mayoritas warga Zionis Israel tidak percaya pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pemerintahannya, dan pimpinan militer Zionis Israel.
 
Menurut laporan tersebut, kepercayaan pada militer Israel telah menurun secara signifikan, dengan 55% responden menyatakan kepercayaan yang rendah pada pimpinannya.
 
Sementara itu, popularitas pemerintah Zionis Israel terus menurun, dengan survei menunjukkan bahwa 73% warga Zionis Israel tidak mempercayai pemerintah mereka, dibandingkan dengan hanya 26% yang mengatakan mereka mempercayainya.
 
Hal ini terjadi ketika pasukan Perlawanan Palestina dan Lebanon mengintensifkan operasi di garis depan selatan dan utara, memberikan pukulan yang signifikan bagi pendudukan Zionis Israel.
 
Operasi yang sedang berlangsung telah menyebabkan evakuasi massal para pemukim dari daerah-daerah ini, tanpa rencana yang jelas untuk kepulangan mereka atau apa yang akan terjadi di masa depan setelah perang.
 
Sementara itu, pendudukan terus menunda negosiasi gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan yang potensial, memperdalam ketidakpastian dan memperpanjang perang.
 
Ancaman Hizbullah terhadap pemukim Zionis Israel di wilayah utara meningkat Media Israel melaporkan adanya peningkatan ancaman yang terjadi di wilayah pendudukan utara akibat operasi Hizbullah.
 
Media tersebut menunjukkan meningkatnya serangan terhadap wilayah pendudukan Zionis Israel, dengan membandingkan jumlah roket yang diluncurkan pada Januari 2024 dengan jumlah yang diluncurkan pada Juli 2024.
 
Menurut media Zionis Israel, Hizbullah menembakkan 344 roket pada Januari, jumlah yang meningkat tiga kali lipat pada Juli.
 
Hampir 1.100 roket dan peluru ditembakkan ke wilayah pendudukan Israel bulan lalu. "Trennya jelas, ancaman meningkat, dan intinya adalah wilayah utara telah diabaikan selama lebih dari 10 bulan."
 
Nahum Barnea, seorang jurnalis Zionis Israel yang bekerja untuk Yedioth Ahronoth, mengatakan bahwa ada "kekosongan besar" yang dialami oleh para pemukim di wilayah utara akibat ketidakhadiran dan pengabaian pemerintah.
 
Barnea menambahkan bahwa kenyataan ini "sangat membuat frustrasi," sampai-sampai beberapa pemukim mempertimbangkan pemogokan publik" pada tanggal 1 September di berbagai lembaga pendidikan di Zionis Israel, sebagai bentuk solidaritas dengan keluarga-keluarga di Gaza Envelope dan wilayah utara."
 
Militer Zionis Israel "tidak memiliki jawaban atau solusi atas apa yang terjadi di wilayah utara," tegas Barnea.[IT/r]
 
 
 
Comment