0
Saturday 17 August 2024 - 10:38

Apakah Perundingan Gencatan Senjata Doha akan Menghalangi Respon Iran?

Story Code : 1154438
Apakah Perundingan Gencatan Senjata Doha akan Menghalangi Respon Iran?
Dilansir dari Alwaght, Barat terobsesi pada jenis respon yang akan diambil  Tehran sebagai pembalasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh dalam dua minggu terakhir dan mengirim berbagai pesan ke Teheran demi menghalangi segala bentuk reaksi Iran. Salah satunya dengan menawarkan gencatan senjata di Gaza.

Beberapa sumber Barat, mengutip pejabat Iran, mengklaim bahwa Iran bersedia membatalkan persiapan serangan jika gencatan senjata tercapai di Gaza.

David Ignatius, pemerhati kebijakan luar negeri AS, percaya bahwa Biden sedang mencoba menjinakkan "bom waktu yang terus berdetak" antara Iran dan Israel. Upaya tergesa-gesa untuk melanjutkan pembicaraan Doha juga bertujuan mencegah serangan Iran.

Karine Jean-Pierre, juru bicara Gedung Putih, mengatakan pihaknya percaya para negosiator harus duduk di meja perundingan karena cara terbaik meredakan ketegangan adalah mencapai kesepakatan gencatan senjata. 

Tak ketinggalan, duta besar AS untuk PBB Linda Thomas Greenfield mengatakan pada Selasa bahwa tujuan keseluruhan AS di kawasan adalah meredakan ketegangan, menciptakan pencegahan, melawan serangan di masa mendatang, dan menghindari konflik regional yang dapat dimulai dengan menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata segera dan pembebasan tahanan di Gaza.

Langkah AS ini menunjukkan bahwa upaya mengakhiri perang di Gaza lebih bertujuan menyelamatkan rezim Israel dari hukuman Iran daripada membantu rakyat Gaza.

Harapan Amerika dan Barat untuk dimulainya kembali perundingan gencatan senjata muncul karena tidak ada tanda-tanda pasti bahwa Iran akan mengesampingkan rencananya menghukum Israel.

Meski Iran menginginkan gencatan senjata di Gaza dan dalam sepuluh bulan terakhir telah bekerja keras untuk mengakhiri perang biadab terhadap warga sipil ini, konfrontasi Iran-Israel tidak ada hubungannya dengan perkembangan di Gaza. Keduanya merupakan dua kasus terpisah.

Sebenarnya, penundaan dua minggu tanggapan terhadap Israel oleh Poros Perlawanan yang dipimpin Iran bukan untuk melihat hasil perundingan di Doha, tapi untuk menyebar ketakutan dan kekacauan di wilayah pendudukan sebelum melancarkan operasi besar-besaran. Media juga sudah melaporkan rutinitas kehidupan yang benar-benar terganggu di sana.

Sementara Biden optimi untuk gencatan senjata muncul karena pemerintah AS tidak memiliki pilihan serius untuk menekan Tel Aviv guna menghentikan perang. Bahkan Gedung Putih baru-baru ini menyetujui paket bantuan senjata baru untuk militer Israel.

Misteri Negosiasi 
Hamas sebagai salah satu pihak utama dalam kesepakatan mengatakan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam perundingan yang bermula ejak Kamis itu. 

Hamas meminta para mediator untuk menyampaikan rencana pelaksanaan yang telah disepakatinya  pada 2 Juli 2024, berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Hamas menegaskan tetap pada tuntutannya dan meyakini bahwa perundingan gencatan senjata harus difokuskan pada perjanjian yang telah dibahas sebelumnya, bukan membahas perjanjian baru.

Meski begitu, Wakil Juru Bicara Utama Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, mengatakan pada Rabu "mitra Qatar telah mengonfirmasi upaya agar perwakilan Hamas berpartisipasi dalam perundingan perjanjian gencatan."

Tapi salah satu sebab yang menghalangi prospek perundingan adalah kurangnya kemauan politik di antara para pejabat Tel Aviv.

Tak terkecuali PM Israel Benjamin Netanyahu. Ia  mengklaim bersedia memulai kembali perundingan dan pengembalian tawanan tapi secara praktis melakukan sebaliknya.

Netanyahu tidak melakukan apa pun bahkan dengan serangan berturut-turut di Gaza, ia telah membunuh puluhan tawanan. Para tawanan Israel tidak menghalangi tentara Israel untuk melakukan genosida di Gaza, dan Netanyahu juga telah menunjukkan bahwa nyawa para tawanan tidak penting baginya.  Mempertahankan posisi politik dan mencegah keruntuhan kabinetnya lebih penting. Hal ini memicu kecaman dari keluarga para tawanan.

Di sisi lain, Netanyahu menetapkan sejumlah syarat untuk dimulainya kembali perundingan dengan Hamas yang oleh banyak pengamat diyakini sebagai hambatan bagi gencatan senjata. Ia menuntut pembebasan segera 33 tahanan yang masih hidup. 

Israel telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa mereka tidak akan menyetujui gencatan senjata kecuali pasukannya dapat mencari senjata warga Palestina saat mereka melakukan perjalanan dari selatan ke utara Gaza. Tindakan ini merupakan dalih bagi pasukan pendudukan untuk menangkap setiap warga Palestina yang mereka curigai sebagai anggota Hamas, sesuatu yang ditentang oleh para pemimpin Hamas.[IT/AR]
Comment