0
Wednesday 17 July 2024 - 00:44
Gejolak Zionis Israel:

Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Akan Menerima Rancangan Pemberitahuan dalam Beberapa Hari

Story Code : 1148068
Ultra-Orthodox Jews protest the mandatory armed service
Ultra-Orthodox Jews protest the mandatory armed service
IDF ingin menutup kesenjangan tenaga kerja dengan anggota komunitas Yahudi yang paling terpencil di negara tersebut

Perintah tersebut adalah langkah pertama dalam proses penyaringan untuk rekrutan tahun depan, jelas IDF dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (16/7).

“IDF bekerja untuk merekrut dari seluruh lapisan masyarakat,” bunyi pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa kelompok ultra-Ortodoks dipanggil untuk bertugas “mengingat meningkatnya kebutuhan operasional saat ini, [dan] mengingat tantangan keamanan” yang dihadapi negara.

Zionis Israel adalah rumah bagi lebih dari satu juta Haredim. Dikenal dengan pakaian hitam khas pria dan penutup kepala wanita, Haredim adalah fundamentalis agama yang berusaha membatasi kontak mereka dengan mayoritas Yahudi yang lebih sekuler di Zionis Israel.

Wajib militer adalah wajib bagi sebagian besar warga Zionis Israel, baik pria maupun wanita diharuskan bertugas antara 24 dan 32 bulan di IDF, biasanya mulai usia 18 tahun ke atas. Namun, berdasarkan perjanjian tahun 1948 antara perdana menteri pertama Zionis Israel, David Ben-Gurion, dan para pemimpin Haredi, anggota komunitas ini dibebaskan dari layanan wajib jika mereka terdaftar di sekolah agama, atau Yeshivas.

Bergabung dengan Yeshivas menjadi tiket keluar dari dinas militer bagi Haredim, yang berpendapat bahwa kehidupan militer akan mengganggu pembelajaran Taurat mereka, mengganggu waktu sholat yang panjang, dan membuat mereka berhubungan dengan lawan jenis. Selain itu, beberapa Haredim anti-Zionis, dan mengklaim bahwa negara Zionis Israel akan tetap tidak sah sampai kedatangan mesias.

Pengecualian ini telah menyebabkan perselisihan antara Yahudi Ortodoks dan Yahudi sekuler, yang membuat mereka marah karena mereka harus memikul beban dinas militer sambil juga mendanai Yeshiva dengan pajak mereka.

Perjanjian tahun 1948 itu beberapa kali diperpanjang hingga habis masa berlakunya tahun lalu. Meskipun akan diperpanjang sekali lagi, pecahnya perang Zionis Israel-Hamas memperlihatkan kekurangan personel di militer Zionis Israel dan mendorong mahkamah agung negara tersebut untuk mengkaji ulang status quo yang telah berlangsung selama 76 tahun. Pada akhir Juni, pengadilan memutuskan bahwa perjanjian tersebut melanggar hukum dan, awal bulan ini, Menteri Pertahanan Zionis Israel Yoav Gallant mengumumkan rencana untuk mulai merekrut anggota Haredim yang memenuhi syarat.

Menurut pengadilan, saat ini terdapat 63.000 laki-laki Haredi usia wajib militer. Gallant mengatakan bulan lalu bahwa IDF sangat membutuhkan 10.000 anggota tambahan.[IT/r]
Comment