0
Saturday 22 June 2024 - 23:22
AS - Zionis Israel:

Pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS untuk Urusan Israel-Palestina Mengundurkan Diri di tengah Perang Gaza

Story Code : 1143210
The US Department of State building is seen in Washington, DC, the United States
The US Department of State building is seen in Washington, DC, the United States
Andrew Miller, wakil asisten sekretaris urusan Zionis Israel-Palestina, mengutip alasan pribadi atas keputusannya untuk meninggalkan pekerjaannya, demikian yang dilaporkan surat kabar The Washington Post.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengkonfirmasi kepergian tersebut dalam sebuah pernyataan kepada Washington Post, dengan mengatakan, “Andrew membawa pengalaman mendalam dan perspektif yang tajam setiap hari.”

Miller digambarkan oleh orang-orang yang mengenalnya sebagai pendukung setia hak-hak dan kenegaraan Palestina.

Seorang pejabat AS mengatakan Miller mendorong AS untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Israel, termasuk dukungan besar militer, ekonomi, politik dan diplomatik yang diberikan kepada rezim Tel Aviv.

“Dia tentu saja berada di pihak yang lebih progresif di antara para pejabat pemerintahan ketika menyangkut wilayah tersebut, termasuk mengenai Zionis Israel-Palestina, namun dia juga tidak pernah menjadi tipe orang yang ‘membakar segalanya dan melupakan pragmatisme’,” kata pejabat tersebut.

Miller memainkan peran utama dalam perintah eksekutif yang dikeluarkan pada bulan Februari yang menghasilkan sanksi yang dijatuhkan terhadap beberapa pemukim ekstremis Zionis Israel karena menyerang komunitas Palestina di Tepi Barat yang diduduki, jaringan berita televisi CNN melaporkan.

Pengunduran dirinya terjadi setelah setidaknya delapan pengunduran diri lainnya dari pemerintahan Biden karena dukungannya terhadap perang Zionis Israel di Gaza.

Pengunduran diri Miller patut dicatat karena menandai kepergian pejabat paling senior yang berperan dalam pengambilan kebijakan Zionis Israel-Palestina.

Zionis Israel telah melancarkan serangan gencar yang kejam terhadap Jalur Gaza, menargetkan rumah sakit, tempat tinggal, dan rumah ibadah setelah gerakan perlawanan Palestina melancarkan serangan mendadak, yang dijuluki Operasi Badai Al-Aqsa, pada 7 Oktober.[IT/r]
Comment