Borrell dari Uni Eropa: Perang dengan Intensitas Tinggi di Eropa ‘Bukan Lagi Sebuah Fantasi’
Story Code : 1127801
Itulah kata-kata yang disampaikan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam pidatonya yang disampaikan di Brussels pada hari Selasa (9/4).
“Rusia mengancam Eropa,” lanjut Borrell, baik melalui perang yang terjadi saat ini di Ukraina maupun serangan hibrida terhadap negara-negara anggota Uni Eropa.
Ini adalah pertama kalinya Borrell menyatakan secara eksplisit bahwa ada kemungkinan perang yang dilakukan Rusia terhadap negara-negara Eropa lainnya.
Pada bulan Februari, Menteri Pertahanan Denmark Troels Lund Poulsen mengatakan Moskow dapat menguji solidaritas NATO dalam waktu tiga hingga lima tahun.
“Tembok Berlin telah digantikan dengan lingkaran api di sekitar kita,” kata menteri Denmark, merujuk juga pada kebiadaban Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung dan ketidakstabilan di Afrika utara.
UE khawatir bahwa kemungkinan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada bulan November akan mendorong Amerika untuk mundur dari peran jangka panjangnya sebagai pengawal utama Eropa, mengingat perang di Ukraina sejak Februari 2022 telah mengekspos kurangnya investasi pada industri pertahanan dan kemampuan militer UE.
Selain itu, Rusia saat ini mengerahkan lebih banyak persenjataan dan tenaga kerja di garis depan dibandingkan kemampuan Ukraina. Langkah ini telah memicu kekhawatiran di negara-negara Barat bahwa Moskow dapat memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan tahun ini.
Negara-negara Eropa telah meningkatkan produksi militer untuk menjaga Ukraina tetap bertahan melawan Rusia melalui pengiriman persenjataan ke Kiev, dan untuk mempersenjatai kembali pasukan mereka sendiri.
“Kita membutuhkan sarana pembiayaan antar pemerintah yang baru . . . sebanding dengan apa yang kita ciptakan selama krisis keuangan [zona euro],” kata Borrell, merujuk pada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan investasi dalam produksi militer.
Trump telah mengancam untuk tidak membela sekutu-sekutu NATO di Eropa yang tidak memiliki cukup dana untuk pertahanan.
“Payung AS yang kita andalkan sejak Perang Dingin mungkin tidak selalu terbuka. Mungkin, tergantung pada siapa yang memerintah Washington, kita tidak bisa mengandalkan Amerika untuk melindungi kita. Dalam aliansi, prioritas masing-masing anggota dapat berubah,” kata Borrell.
Moskow telah berulang kali memperingatkan para pemimpin Barat agar tidak terus memasok senjata ke Ukraina. Rusia mengatakan tindakan seperti itu tidak akan menghentikan pasukan Rusia mempertahankan tujuannya dan mempersenjatai Kiev hanya akan memperpanjang perang.[IT/r]