0
Tuesday 23 January 2024 - 10:23
Zionis Israel vs Palestina:

Menteri 'Nuklir' Israel: Tidak Ada 'Israel' yang Tersisa Jika Perang di Gaza Berhenti

Story Code : 1110945
Buildings destroyed by Israeli air strikes in the Jabalia camp for Palestinian refugees in Gaza City
Buildings destroyed by Israeli air strikes in the Jabalia camp for Palestinian refugees in Gaza City
Menteri 'Warisan' Zionis Israel Amihai Eliyahu telah memperingatkan bahwa kesepakatan untuk melepaskan tawanan Zionis Israel sebagai imbalan atas gencatan senjata di Gaza tidak hanya akan menghancurkan pemerintah Zionis Israel tetapi juga melenyapkan seluruh rezim Zionis Israel.

Eliyahu mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Radio103 bahwa jika perang di Gaza berakhir, ancaman terhadap Zionis “Israel” tidak hanya datang dari Gaza atau wilayah utara [Hizbullah] tetapi dari “mana saja,” dan mengakibatkan kehancuran total pendudukan, menambahkan bahwa gencatan senjata tidak diharapkan sebelum Zionis "Israel" mencapai tujuan militernya.

Kegagalan tujuan Zionis “Israel” di Gaza tidak menghentikan mereka untuk membunuh 25.295 warga Palestina dengan jumlah korban luka mencapai 63.000 orang sejak 7 Oktober.

Jumlah martir yang menyedihkan telah meningkat secara drastis dalam 24 jam terakhir, ketika pendudukan Zionis Israel melakukan 20 pembantaian terhadap warga Palestina. Kementerian juga mencatat bahwa agresi terhadap Khan Younes telah mengakibatkan syahidnya 50 warga Palestina dan melukai 100 lainnya.

Pada bulan November, Eliyahu membuat pernyataan kontroversial dalam sebuah wawancara yang disiarkan di radio Zionis Israel, yang menyatakan bahwa opsi untuk menggunakan bom nuklir di Jalur Gaza sudah dipertimbangkan.

Dia menyatakan penolakannya terhadap pemberian bantuan kemanusiaan ke Gaza dan mengadvokasi pendudukan Zionis Israel untuk mendapatkan kembali kendali atas Gaza. Dia menolak hak hidup di Jalur Gaza utara dan menyarankan agar warga Palestina pergi ke Irlandia atau meninggalkan wilayah tersebut untuk mencari solusi.

Pernyataan Eliyahu mendapat kritik keras dari dalam rezim, termasuk oleh pemimpin oposisi Yair Lapid yang menggambarkan pernyataan Eliyahu sebagai "mengejutkan dan gila," dan Netanyahu menyebut komentarnya "tidak didasarkan pada kenyataan."

Mantan Menteri Pertahanan Zionis Israel Benny Gantz menggambarkan pernyataan Eliyahu sebagai "sebuah batu yang dilemparkan oleh orang bodoh ke dalam sumur. Bahkan seribu orang bijak pun tidak akan mampu mengambilnya."

Bulan lalu, Eliyahu mengatakan bahwa setelah perang di Jalur Gaza, Gaza harus tetap berada di bawah pendudukan Zionis Israel karena warga Palestina tidak mampu mengelola “tatanan sipil yang baik,” dan dalam konteks tersebut juga menyatakan bahwa “solusi dua negara” hanyalah khayalan belaka.

Pernyataannya merupakan pengulangan dari posisi sebelumnya yang ia sampaikan kepada publik, bahwa ia mendukung pendudukan Israel untuk mengambil kendali atas Gaza, serta memulihkan permukiman, yang sudah ada sebelum Jalur tersebut dibebaskan oleh Perlawanan pada tahun 2005.

Terakhir, dia menggarisbawahi dalam lingkup yang lebih umum bahwa siapa pun yang mengibarkan bendera Palestina “tidak boleh terus hidup di muka bumi.”[IT/r]
Comment