Media AS: Israel Mencoba Memprovokasi Hizbullah, Menarik AS ke dalam Perang yang Lebih Luas
Story Code : 1097307
Amos Hochstein tiba di Zionis Israel pada hari Senin (21/11) untuk bertemu dengan menteri urusan militer, Yoav Gallant, menteri urusan strategis, Ron Dermer, kepala staf tentara Zionis Israel Herzi Halevi, dan yang disebut sebagai penasihat keamanan nasional Tzachi Hanegbi, Axios mengutip seorang Zionis Israel resmi seperti yang dikatakan.
Kunjungan tersebut terjadi ketika para pejabat Amerika mengatakan Gedung Putih khawatir bahwa tindakan militer Zionis Israel di Lebanon akan meningkatkan ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon dan dapat menyebabkan perang regional.
“Beberapa orang di pemerintahan Biden khawatir Zionis Israel mencoba memprovokasi Hizbullah dan menciptakan dalih untuk perang yang lebih luas di Lebanon yang dapat menyeret AS dan negara-negara lain lebih jauh ke dalam konflik tersebut,” lapor Axios, seraya mencatat bahwa para pejabat Zionis Israel telah membantah hal ini.
Hochstein tiba di Zionis Israel setelah seharian terjadi baku tembak antara pejuang Hizbullah dan pasukan Zionis Israel.
“Perjalanan ini merupakan kelanjutan dari kunjungan Hochstein ke Beirut awal bulan ini di mana dia menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak ingin melihat konflik di Gaza meningkat dan meluas hingga ke Lebanon,” kata seorang pejabat AS kepada Axios.
“Saat berada di Zionis Israel, Hochstein akan menekankan bahwa memulihkan ketenangan di sepanjang perbatasan utara Israel adalah hal yang paling penting bagi Amerika Serikat dan harus menjadi prioritas utama bagi Zionis Israel dan Lebanon.”
Rezim Tel Aviv ingin Washington melakukan upaya diplomatiknya untuk “menekan Hizbullah agar menarik kembali Pasukan elit Radwan dari perbatasan dengan Zionis Israel,” kata laporan itu yang mengutip seorang pejabat Zionis Israel.
Hizbullah telah memperingatkan bahwa mereka akan bergabung dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas dan sekutunya dalam perang melawan Zionis Israel jika rezim tersebut meningkatkan agresinya terhadap Gaza dan jika pasukan militer asing turun tangan untuk membantu rezim Israel dalam pertempuran tersebut.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan pada tanggal 2 November bahwa gerakan perlawanan Lebanon memasuki pertempuran melawan Israel pada tanggal 8 Oktober, sehari setelah gerakan perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza melancarkan serangan mendadak mereka, Operasi Badai al-Aqsa, terhadap rezim tersebut.[IT/r]