Lebih Banyak Anggota Parlemen AS Memboikot Pidato Presiden Israel Atas Pelanggaran Hak Palestina
Story Code : 1070041
Anggota terakhir Kaukus Progresif Kongres AS (CPC) yang melewatkan pidato Herzog adalah Cori Bush, perwakilan Demokrat dari Missouri. Ini membuat jumlah anggota parlemen yang memboikot menjadi empat.
Melalui Twitter, Bush menyatakan pendiriannya, menyatakan bahwa rezim Zionis Israel memberlakukan sistem apartheid dan secara terang-terangan menyalahgunakan hak-hak warga Palestina. Dia menekankan bahwa Kongres AS seharusnya tidak memberikan platform kepada seorang presiden yang tidak menghargai hak asasi manusia.
Anggota CPC telah secara konsisten mengkritik kebijakan rezim pendudukan di DPR. Ilhan Omar, seorang anggota kongres Afrika-Amerika, adalah orang pertama yang mengumumkan keputusannya untuk memboikot pidato Herzog, menyatakan di Twitter bahwa dia tidak berniat hadir.
Mengikuti jejak Omar, anggota CPC lainnya, termasuk Alexandria Ocasio-Cortez dan Jamaal Bowman, juga memilih untuk memboikot acara tersebut.
Kunjungan Herzog ke Gedung Putih dijadwalkan pada 18 Juli, diikuti dengan pidatonya di Kongres pada hari berikutnya, memperingati 75 tahun berdirinya rezim pendudukan.
Pada 2019, rezim Zionis Israel melarang Omar dan Anggota Kongres Rashida Tlaib mengunjungi wilayah pendudukan karena dukungan mereka untuk hak-hak Palestina dan keanggotaan mereka dalam kaukus anti-Israel.
Organisasi hak asasi manusia terkemuka di seluruh dunia telah menyuarakan keprihatinan bahwa rezim Zionis Israel semakin mengadopsi sistem apartheid, memberikan status kelas dua kepada warga Palestina dan berusaha mempertahankan hegemoni Zionis dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania.
Di bawah kabinet koalisi ekstremis Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang terdiri dari partai-partai Zionis sayap kanan yang menentang kenegaraan Palestina dan mendukung perluasan pemukiman ilegal, penindasan terhadap warga Palestina oleh rezim Zionis Israel telah meningkat.
Dalam beberapa bulan terakhir, telah terjadi lonjakan serangan Zionis Israel di kota-kota Palestina di seluruh wilayah pendudukan, yang mengakibatkan banyak kematian dan penangkapan warga Palestina. Nablus dan Jenin di Tepi Barat yang diduduki telah menjadi sasaran khusus, karena rezim berusaha menekan perlawanan Palestina yang meningkat terhadap pendudukan.
Salah satu tujuan dari serangan Israel ini adalah penghancuran struktur Palestina, dengan rezim yang menuduh warga Palestina membunuh para pemukim Zionis. Pada tahun 2023 saja, lebih dari 160 warga Palestina, termasuk 28 anak-anak, telah kehilangan nyawa, dan banyak lainnya telah ditangkap sebagai akibat dari serangan tersebut.[IT/r]