Berpidato di World Online Conference on Multipolarity pada hari Sabtu (29/4), Lavrov mengatakan bahwa "upaya Washington dan satelitnya untuk membalikkan sejarah, untuk memaksa komunitas internasional untuk hidup dengan 'tatanan berbasis aturan' yang diciptakan" terbukti gagal, mengutip pernyataan tersebut. "kegagalan total" Barat "untuk mengisolasi Rusia."
Menurut Menlu, sejumlah negara yang jika digabungkan merupakan rumah bagi 85% penduduk dunia, menegaskan tidak akan melakukan penawaran dari bekas kekuatan kolonial.
Diplomat Rusia mengatakan fakta bahwa delegasi dari beberapa lusin negara "dari hampir setiap benua" menghadiri forum online menunjukkan seberapa besar daya tarik gagasan multipolaritas telah diperoleh.
Lavrov mencatat bahwa pusat global baru muncul di Eurasia, kawasan Indo-Pasifik, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, dan bahwa negara-negara ini menjalankan kebijakan independen yang dipandu oleh kepentingan nasional.
Menurut Menlu, negara-negara berkembang terus memperluas pangsa ekonomi global mereka selama tiga dekade terakhir, sementara peran negara-negara G7 semakin berkurang.
Dia juga memuji fakta bahwa semakin banyak negara yang menyatakan minatnya untuk bergabung dengan kelompok internasional “dari jenis baru”, seperti BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai [SCO].
Rusia, Lavrov menjelaskan, memperjuangkan tatanan dunia multipolar berdasarkan penghormatan terhadap piagam PBB, dan “keseimbangan kepentingan” sebagai lawan dari “keseimbangan ketakutan.”
Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Jumat bahwa Moskow tidak akan mematuhi "apa yang disebut aturan" yang diciptakan dan diberlakukan oleh "negara-negara tertentu".
Juga pada hari Jumat (28/4), saat berbicara kepada anggota SCO, Menteri Pertahanan Sergey Shoigu mengklaim bahwa Barat memberikan “tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya” pada negara-negara merdeka untuk mengadu domba mereka dengan Rusia dan China, dan melemahkan kebangkitan dunia multipolar.
Pada hari Senin, Lavrov menyerukan perluasan perwakilan Asia, Afrika, dan Amerika Latin di Dewan Keamanan PBB, dengan alasan bahwa Barat 'terlalu terwakili' di badan internasional.[IT/r]