‘Israel’ Menghilangkan Semua Tanda Kegembiraan dan Kemampuan Merayakan Idul Adha di Gaza
Story Code : 1142113
Dari jantung kota Gaza, koresponden Al Mayadeen merefleksikan suasana hari pertama Idul Adha di Jalur Gaza, mengingat berlanjutnya agresi Zionis Israel di hari ke-254 yang menyasar seluruh kebutuhan hidup dan mengurangi bangunan, masjid, dan pasar menjadi puing-puing.
Koresponden kami mengkonfirmasi bahwa tidak ada tanda-tanda kegembiraan di Jalur Gaza, karena hampir semua toko tutup dan sebagian besar hancur. Ia menambahkan, ritual terpenting yang dilakukan masyarakat Gaza setiap tahun, yaitu berkurban, tidak ada karena masyarakat tidak punya apa-apa untuk membelinya.
Asosiasi dan masyarakat amal adalah pihak yang membeli hewan kurban dan mendistribusikannya kepada keluarga sebagai bagian dari program bantuan kemanusiaan, kata wartawan kami.
Dia menekankan bahwa Idul Fitri kali ini sangat sulit bagi keluarga para syuhada, korban luka, dan tawanan, mengingat ada lebih dari 10.000 orang terluka yang anggota tubuhnya diamputasi, dan mereka menunggu pembukaan kembali penyeberangan Rafah untuk keluar dari Gaza. untuk perawatan.
Apalagi, ada lebih dari 8.000 tawanan yang tidak diketahui keberadaannya.
Idul Fitri telah tiba di tengah kesedihan dan penderitaan yang membayangi, terutama mengingat penutupan penyeberangan Karem Abu Salem dan Rafah dan ketika momok kelaparan melanda Jalur Gaza, terutama di wilayah utara, dengan keras.
Imam Masjid Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza, membenarkan bahwa Idul Adha telah kembali ke Gaza karena masyarakatnya tetap beriman kepada Allah, menunjukkan ketabahan yang setinggi-tingginya, dan membayar harga yang mahal demi mendapatkan kembali tanah mereka dan mempertahankan kesucian bangsa. .
Dia mengatakan, dalam sebuah khotbah pada hari Minggu (16/6), bahwa upaya pendudukan untuk mematahkan tekad rakyat Gaza tidak berhasil.
Imam menekankan bahwa Perlawanan Palestina akan terus memberikan pukulan keras terhadap pendudukan, “yang menghalangi kita melakukan ritual keagamaan.”
Warga Palestina melaksanakan salat Idul Adha di atas reruntuhan Masjid al-Omari yang hancur akibat pendudukan di Kota Gaza.
Kota Gaza, mereka melaksanakan Salat Idul Adha di samping puing-puing Masjid Al-Omari yang hancur pic.twitter.com/JlubOKNg4W
— M.Moieenقرون (@MoieenMahmoud) 16 Juni 2024
Yang lainnya, di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, melaksanakan salat Idul Fitri di tengah reruntuhan rumah mereka yang hancur dan di dalam tenda, sementara perempuan Palestina menyiapkan manisan Idul Fitri.
💔ــــــــــ juga salat Idul Adha di tengah-tengah rumah-rumah yang hancur di kota Khan Younis, selatan Jalur Gaza.
Video oleh: Mariam Dagga. pic.twitter.com/YEhv8t3g9T
— 𝐌𝐚𝐥𝐜𝐨𝐥𝐦 (@Malcolm_Ishmeal) 16 Juni 2024
Meski hancur, perempuan Palestina membuat kue Idul Adha di Khan Younis. pic.twitter.com/hi8JnQOnkY
— 🔻 mari 🔻 (@marisaturno_) 16 Juni 2024
Di wilayah Utara, dimana momok kelaparan paling besar terjadi, salat Idul Adha juga diadakan di beberapa daerah, terutama di al-Faluga di kamp Jabalia, tempat warga Palestina salat di tempat terbuka.
Sholat Idul Adha di Al-Faluga, Jalur Gaza utara pic.twitter.com/lQIIX0dqhg
— maluen suleman (@shameensuleman) 16 Juni 2024
Demikian pula, salat Idul Adha dilakukan di dalam rumah sakit lapangan Emirat, di selatan Jalur Gaza, bersama para korban luka dan staf medis, dan di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Kota Gaza.
Sholat Idul Fitri dari dalam rumah sakit lapangan Emirat bersama para korban luka dan staf medis di Gaza selatan pic.twitter.com/yqkfwOFAaC
— maluen suleman (@shameensuleman) 16 Juni 2024 [IT/r]