Media Zionis Israel melaporkan bahwa 11 tentara dari Batalyon Teknik Tempur 601 dan Batalyon 129 tewas, dan dua lainnya terluka dalam konfrontasi dengan Perlawanan Palestina di Jalur Gaza.
Sejauh ini, komando militer pendudukan mengakui bahwa delapan perwira dan tentara dari batalyon tersebut tewas.
Media Zionis Israel melaporkan insiden "parah" di Gaza tengah, di mana IOF mengakui kematian dua tentara tambahan dari Batalyon 129 akibat alat peledak rakitan (IED), yang juga melukai dua tentara lainnya.
IOF juga mengonfirmasi kematian seorang prajurit dari Brigade Givati. Dia tewas karena luka kritis yang dideritanya selama pertempuran di Rafah beberapa hari sebelumnya.
Sebelumnya, IOF telah melaporkan kematian delapan tentara dan perwira yang disebabkan oleh alat peledak yang menghantam pengangkut personel lapis baja Namer di kamp pengungsi Tell al-Sultan di Rafah, Jalur Gaza selatan. Di antara korban tewas adalah wakil komandan kompi di Batalyon Teknik 601.
Selain itu, seorang komandan kompi berpangkat mayor, bersama tiga tentara lainnya, tewas di Gaza selatan beberapa hari lalu.
Dengan korban terbaru ini, jumlah korban tewas tentara Zionis Israel sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober telah meningkat menjadi 661 orang. Jumlah ini termasuk 311 tentara yang tewas sejak dimulainya serangan darat di Gaza. Selain itu, 3.617 tentara terluka, menurut angka yang dipublikasikan pihak militer.
Media Israel menggambarkan insiden hari Sabtu pukul 5 pagi di Rafah sebagai sebuah "bencana", dan menyebutkan bahwa sebuah kendaraan lapis baja di lingkungan Tell al-Sultan terlibat saat sedang bergerak.
Pihak militer membutuhkan waktu dua jam untuk mencapai kendaraan tersebut, yang kemudian ditarik ke lokasi yang aman. Drone dikerahkan untuk menemukan pejuang Perlawanan di daerah tersebut, namun upaya ini tidak berhasil.
Media menyoroti bahwa insiden hari Sabtu di Rafah adalah yang paling parah sejak insiden Khan Younis pada 23 Januari, yang mengakibatkan tewasnya 21 tentara.
Namanya terbakar
Perlawanan Palestina membunuh delapan tentara pendudukan Zionis Israel yang dilaporkan tertidur di dalam Kendaraan Pengangkut Personil Lapis Baja (APC) di Jalur Gaza selatan, media Zionis Israel melaporkan pada hari Sabtu (15/6).
Berita ini muncul ketika pasukan pendudukan Zionis Israel melancarkan invasi ke lingkungan barat Tell al-Sultan di Rafah.
Mengaitkan kejadian yang sedikit berbeda namun dengan hasil akhir yang sama, Brigade al-Qassam mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan bahwa pada pagi hari di Hari Arafat, para pejuang kemerdekaan melakukan penyergapan yang rumit. terhadap kendaraan Zionis Israel yang menembus kawasan lingkungan Saudi di Tell al-Sultan, sebelah barat kota Rafah.
Kabin buldoser militer D9, menurut kelompok Perlawanan, menjadi sasaran peluru al-Yassin 105, menyebabkannya terbakar dan mengakibatkan korban jiwa di antara awaknya.
Segera setelah kedatangan pasukan penyelamat, sebuah APC Namer menjadi sasaran peluru al-Yassin 105, yang menyebabkan kehancurannya dan terbunuhnya seluruh awaknya.
Namun, menurut laporan media Zionis Israel, delapan tentara Zionis Israel tewas terbakar dalam serangan yang menargetkan APC tipe Namer di Rafah. Sebelum pernyataan al-Qassam, dilaporkan bahwa peluru anti-tank yang tidak dijelaskan secara spesifik ditembakkan ke APC, yang menyebabkan ledakan dan kebakaran di dalam kendaraan, menewaskan delapan tentara yang tertidur di dalamnya.
Mayat para prajurit terbakar seluruhnya, dan APC dihancurkan, demikian klaimnya. Di antara mereka yang tewas adalah seorang perwira tempur di pasukan pendudukan Zionis Israel, lapor media Zionis Israel pada Sabtu (15/6) malam.
Perlu dicatat bahwa Namer APC adalah salah satu kendaraan paling canggih dan berlapis baja jika dibandingkan dengan kendaraan kelas yang sama secara internasional.[IT/r]