Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berharap, sengketa antara Tehran dan Moskow mengenai pengiriman sietem rudal canggih S-300 segera diselesaikan.
"Rekan-rekan kami yang memegang negosiasi dalam hal ini, saya berharap masalah ini akan diselesaikan dengan cara yang baik," kata Ahmadinejad, dalam pertemuan dengan sejumlah elit Rusia dan akademisi di Moskow pada hari Selasa, 02/07/13.
"Saya melihat masa depan yang sangat baik untuk kerja sama (antara Iran dan Rusia), dan tidak ada kejadian yang dapat mencegah perluasan kerja sama ini," tambahnya.
Iran awalnya menandatangai pembelian rudal S-300, pada tahun 2007 senilai $ 800 juta untuk lima sistem pertahanan rudal canggih ini.
Namun kesepakatan itu dibatalkan pada tahun 2010 oleh Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang secara sepihak memperluas sanksi terhadap Iran yang diberlakukan oleh Dewan Keamanan PBB.
Kemudian, Iran mengajukan gugatan $ 4 miliar untuk melawan Rusia di pengadilan arbitrase internasional di Jenewa, yang hingga saat ini masih menunggu review.
Moskow sendiri berjuang menggagalkan gugatan itu dengan menawarkan sistem anti-pesawat Tor sebagai penggantinya, demikian RIA Novosti melaporkan, namun tawaran itu ditolak oleh Tehran.
Dalam perkembangan terakhir, Moskow melakukan upaya baru untuk menghindari guatan Iran dengan menawarkan jenis lain dari sistem pertahanan udara ke Iran.
Penawaran baru itu di atas meja adalah sistem rudal Antei-2500, AKA S-300VM, atau SA-23 Gladiator, demikian Kommersant Daily mengatakan, mengutip sumber tanpa nama di industri perdagangan persenjataan Rusia.
Sistem pertahanan rudal S-300 itu secara bersamaan dapat menghancurkan hingga 24 pesawat dalam kisaran 200 kilometer atau mencegat hingga 16 rudal balistik.
Kesepakatan itu diformalkan kembali selama kunjungan Presiden Ahmadinejad ke Moskow, kata seorang diplomat Iran yang tidak disebutkan namanya kepada Kommersant.
Sistem rudal Antei-2500, mungkin solusi yang lebih baik. Sistem itu tidak secara resmi berada di bawah sanksi terhadap Iran dan masih berguna untuk negara Timur Tengah.
Sementara S-300 dikembangkan oleh pasukan pertahanan rudal, sementara Antei-2500 dirancang khusus untuk kebutuhan pasukan darat, yang juga bisa menjadi keuntungan bagi Iran, yang dikenal dengan daya jelajahnya yang besar.
Rusia sedniri sudah mengekspor sietem rudal Antei-2500, ke Venezuela awal tahun ini. India dan Turki juga disebut-sebut sebagai pembeli potensial, meskipun tidak ada kesepakatan yang diformalkan sejauh ini, demikian RIA Novosti melaporkan. [IT/SSB]