0
Tuesday 2 April 2013 - 19:45
Konflik Palestina-Israel

Tawanan Palestina Meninggal di Penjara Israel, Saudi & Qatar Senang

Story Code : 250893
Myassar Abu Hamdiya
Myassar Abu Hamdiya

Sumber-sumber media Palestina di Ramallah pada Selasa, 02/04/13, melaporkan, "Tahanan Palestina Myassar Abu Hamdiya meninggal dunia di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Soroka, Israel.

Menteri Tahanan Palestina Issa Qaraqe dalam sebuah pernyataan menyatakan, Abu Hamdia (64 tahun) meninggal dunia setelah menderita kanker akibat dari kelalaian medis Israel.

"Ini adalah kejahatan serius yang terencana dan keji yang dilakukan terhadap tawanan Myassar akibat kelalaian medis dan keengganan untuk membebaskannya." Kata Menteri Tahanan Palestina itu.

Menteri itu kemudian meminta untuk membentuk sebuah komite internasional yang mendesak penyelidikan konidis meninggalnya Abu Hamdiya.

Menurut Issa Qaraqe, Abu Hamdiya menjadi sasaran disengaja atas kelalaian medis selama bertahun-tahun yang lalu dan mengklaim, tanggung jawab itu jatuh pada pemerintah Israel dan layanan penjara setempat.

Sebelumnya dilaporkan, mantan kepala Mossad Shabtai Shavit dalam sebuah pernyataan mengatakan, selama ini Amerika Serikat tidak memberikan layanan apa-apa kepada Israel jika dibanding dengan layanan yang diberikan oleh Hamad bin Khalifa al-Thani, emir Qatar.

Pernyataan Shabtai Shavit itu dikutip oleh surat kabar Israel Yedioth Ahronoth pada Kamis, 28/03/13, dan mengatakan, "Emir Qatar, Hamad bin Khalifa al-Thani telah memberikan layanan terbaik bagi Israel yang belum pernah diberikan oleh negara-negara yang mengklaim mendukung Israel seperti Inggris dan Amerika Serikat selama bertahun-tahun."

Mantan Kepala Mossad itu juga menyesali posisi Amerika Serikat yang goyah dalam mempertahankan "negara" Israel, dan menolak untuk meluncurkan serangan militer terhadap Iran yang menurutnya, negara Mullah itu mengancam eksistensi Israel siang dan malam untuk menghapus Israel dari peta dunia.

Sementara menurut Shabtai Shavit, teman daerah (Qatar) lebih tulus dari AS dan Inggris dalam mendukung rezim Israel, dan hal tersebut tergambar jelas dalam sikap akhir Qatar atas rezim Suriah yang anti Israel.

Tabrik buat dua pemimpin kerajaan diktator Arab berigal, Qatar dan Saudi Arabia yang membiarkan Palestina tetap sengsara. [IT/On]
Comment