Menag: Kurikulum Cinta Refleksi Peran Agama Bangun Masyarakat Rukun
Story Code : 1188645
Eco-teologi, lanjut Nasaruddin, berfungsi sebagai landasan spiritual dalam upaya pelestarian lingkungan. Ia menegaskan bahwa menjaga bumi bukan hanya soal kebijakan negara, tetapi juga merupakan bagian dari spiritualitas umat beragama. Seiring dengan gerakan lingkungan berbasis keagamaan yang berkembang di Indonesia, seperti masjid ramah lingkungan dan pesantren hijau, ia mengajak semua pihak untuk terus mengembangkan inisiatif ini. "Mari kita menjadi aktor perubahan yang membawa pesan cinta dan kepedulian terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama, Arsad Hidayat, menambahkan bahwa dunia saat ini menghadapi dua tantangan besar, yaitu dehumanisasi dan perubahan iklim, yang semakin mendesak untuk diatasi dengan kolaborasi berbagai elemen, termasuk dunia agama.