Gencatan Senjata Israel-Lebanon Diperpanjang hingga 18 Februari
Story Code : 1186906
Pengumuman tersebut disampaikan melalui pernyataan resmi Gedung Putih pada hari Minggu (26/1). Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pengaturan antara Lebanon dan Zionis Israel akan terus berlaku hingga 18 Februari 2025.
Kemudian ditambahkan bahwa Lebanon, Zionis Israel, dan AS juga akan mengadakan negosiasi untuk memulangkan tahanan Lebanon yang diculik setelah 7 Oktober 2023.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati juga membenarkan perpanjangan tersebut, seraya menambahkan bahwa Lebanon akan menghormatinya.
Menurut kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan antara Zionis Israel dan Hizbullah pada bulan November, pasukan Zionis Israel seharusnya ditarik dari Lebanon selatan pada hari Minggu (26/1).
“Pemerintah Lebanon menegaskan kembali komitmennya… untuk terus melaksanakan perjanjian gencatan senjata hingga 18 Februari 2025,” kata Mikati dalam sebuah pernyataan, menurut kantor berita AFP.
Perkembangan baru ini terjadi setelah sebelumnya pada hari Minggu, pasukan Zionis Israel menembaki warga Lebanon yang mencoba kembali ke rumah mereka di selatan, menewaskan sedikitnya 22 warga sipil dan melukai lebih dari 120 lainnya.
Namun, warga Lebanon berjanji akan kembali ke desa dan kota mereka, meskipun ada ancaman Israel. Penarikan itu ditetapkan dalam kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan gerakan perlawanan Hizbullah.
Namun, pasukan rezim tidak meninggalkan wilayah yang diduduki, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata dan pelanggaran kedaulatan Lebanon.
Selama akhir pekan, militer Zionis Israel memperingatkan warga Lebanon untuk tidak kembali ke kampung halaman mereka di selatan negara itu dan memasang barikade di wilayah tersebut.
Zionis Israel terpaksa menerima gencatan senjata dengan Hizbullah pada 27 November 2024, setelah menderita kerugian besar di medan perang dan gagal mencapai tujuannya meskipun telah menewaskan lebih dari 4.000 orang di Lebanon.[IT/r]