Kepala Ansarullah: Perampasan Tanah Baru di Suriah Merupakan Bagian dari Skema ‘Israel Raya’
Story Code : 1179343
“Zionis Israel menjalankan rencana yang disebut Koridor David, yang berupaya untuk merebut lebih banyak tanah dan memperluasnya ke wilayah yang diduduki AS dan dikuasai Kurdi di tepi Sungai Efrat,” kata Abul-Malik al-Houthi dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Kamis (19/12).
Dia menyinggung impian Zionis Israel untuk mencapai Efrat, dengan mengatakan rezim melihat situasi tersebut sebagai hal yang matang karena tidak ada halangan untuk serangannya di Suriah.
Militer Zionis Israel, katanya, sedang menghancurkan fasilitas militer Suriah yang merupakan milik negara Arab dan diperlukan untuk menghadapi tindakan agresi rezim Tel Aviv.
Pemimpin Ansarullah mengecam para penguasa baru Suriah karena tidak melakukan apa pun untuk melindungi senjata strategis dan tempat militer di negara itu, yang membuat mereka rentan terhadap serangan Israel.
“Penghancuran kemampuan pertahanan Suriah oleh musuh Israel merupakan agresi kriminal, pelanggaran terang-terangan, dan serangan terhadap kedaulatan nasionalnya,” katanya.
Dia juga memperingatkan bahwa Israel sedang mengejar rencana untuk menduduki tanah subur di Suriah selatan.
Houthi kemudian mengecam AS dan sekutu Baratnya karena menyebut agresi Zionis Israel yang kurang ajar dan kejam terhadap Suriah sebagai “tindakan membela diri,” dengan menyatakan bahwa kekejaman tersebut merupakan pelanggaran mencolok terhadap semua prinsip internasional.
Dia menunjuk pada standar ganda Barat, dengan mengatakan bahwa pembelaan diri yang sebenarnya oleh faksi-faksi perlawanan di Gaza dan Lebanon digambarkan sebagai terorisme.
Houthi mengatakan kekacauan di Suriah telah memungkinkan lebih banyak perampasan tanah Zionis Israel di tengah kebungkaman dan kelambanan kelompok bersenjata tersebut.
Lebih jauh, dia mengatakan bahwa perjuangan Palestina adalah isu terpenting di dunia Muslim, dan Zionis Israel menimbulkan ancaman besar bagi semua orang, khususnya orang Arab.
Ia menekankan bahwa para penguasa Suriah yang baru telah diperintahkan untuk tidak membuat komentar anti-Israel, dengan menyatakan bahwa umat Islam harus membela Gaza sebagaimana orang Eropa mendukung Ukraina.
"Umat Islam dipandang oleh musuh-musuhnya sebagai komunitas yang naif, bodoh, dan tidak tahu apa-apa yang dapat dengan mudah ditipu," kata Houthi.
Ia mengatakan bahwa kelambanan negara-negara Muslim telah membuat Israel semakin berani untuk terus maju dengan agenda pendudukannya.
Houthi menekankan bahwa angkatan bersenjata Yaman akan melanjutkan operasi mereka terhadap Israel untuk mendukung Palestina dan kelompok perlawanan mereka.
Ia mengatakan dalam seminggu terakhir saja, serangan rudal Yaman telah menghantam beberapa target Israel di wilayah pendudukan, yang menyebabkan kerusakan besar dan kekacauan di sana.[IT/r]