Amerika Serikat Kembali Jatuhkan Sanksi Terhadap Personal dan Entitas Iran
Story Code : 1179214
Pengumuman tersebut disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller pada hari Rabu (18/12) waktu setempat.
Departemen Luar Negeri mengklaim bahwa kedua entitas tersebut membantu Iran memproduksi pesawat tanpa awak peledak Shahid-136 yang dipasok Teheran ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina. Tuduhan tersebut dibantah Teheran.
Iran mengatakan bahwa pihaknya mengirim sejumlah pesawat tanpa awak ke Rusia beberapa bulan sebelum perang dimulai. Itupun dalam jumlah kecil dan suplai tersebut tidak berlanjut setelah perang dimulai.
Departemen Luar Negeri AS juga mengumumkan memasukkan Wakil Komandan Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC ASF) Iran ke dalam daftar hitam dengan mengklaim, "Brigadir Jenderal Sayyed Hosein Majid Mousavi Eftekhari telah terlibat dalam kegiatan yang secara material berkontribusi pada program rudal balistik Iran".
Langkah-langkah anti-Iran Departemen Luar Negeri muncul beberapa jam setelah Departemen Keuangan AS mengumumkan pada hari Rabu waktu setempat bahwa mereka telah menjatuhkan sanksi baru pada dua individu dan dua entitas yang menuduh mereka memfasilitasi pengadaan sistem navigasi sensitif untuk Iran.
“Hari ini, Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada dua entitas dan dua individu atas peran mereka dalam mengembangkan dan mendapatkan komponen untuk sistem navigasi sensitif bagi militer Iran”, kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan.
“Tindakan Departemen Keuangan diambil dengan berkoordinasi dengan Departemen Perdagangan dan Departemen Kehakiman, yang terakhir mendakwa dan membantu mengoordinasikan penangkapan salah satu individu yang dijatuhi sanksi OFAC hari ini”, tambahnya.
“Iran terus berupaya memperoleh komponen penting ini secara diam-diam untuk memfasilitasi produksi sistem senjata rudal balistik dan UAV,” kata Pelaksana Tugas Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Bradley T. Smith.
Pernyataan tersebut menyerukan penyitaan dan blokade semua properti dan kepentingan orang dan entitas yang ditunjuk dalam daftar hitam.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller sebelumnya menyatakan bahwa Washington telah menjatuhkan lebih dari 600 sanksi kepada individu dan entitas Iran sejak awal pemerintahan Biden.
Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada Mei 2018 dan menerapkan sanksi paling berat terhadap Iran. Pemerintah saat ini terus menjatuhkan sanksi terhadap Iran dengan berbagai dalih dan sejalan dengan apa yang disebut "tekanan maksimum" Washington terhadap Teheran. [IT/G]