Kemlu RI: ASEAN Utamakan Cara Persuasif Selesaikan Isu Myanmar
Story Code : 1178775
“Sanksi itu bukan DNA negara-negara ASEAN ... apalagi ASEAN sendiri tidak mengenal mekanisme sanksi terhadap negara anggotanya,” ucap Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat dalam jumpa media Kemlu RI di Jakarta, Senin (16/12).
Rolliansyah mengatakan ASEAN akan terus mendorong semua pihak berkonflik di Myanmar untuk duduk bersama dan berdialog untuk mengakhiri perang saudara dan memastikan implementasi Konsensus Lima Poin (5PC) yang tak kunjung terwujud.
Sanksi hanya dapat diterapkan sebagai langkah terakhir apabila format-format persuasif lain, seperti dialog dan mediasi, tak dapat diterapkan lagi, kata dia. Namun, sanksi juga tak boleh dijatuhkan secara membabi buta sehingga justru merugikan masyarakat yang tak bersalah.
“Bagaimanapun juga, untuk Indonesia, Myanmar adalah bagian dari ASEAN dan akan selalu menjadi bagian dari ASEAN, menjadi anggota ASEAN yang harus kita bantu,” kata dia, menambahkan.
Ia mengatakan bahwa Indonesia sendiri memandang bahwa satu-satunya sanksi yang patut diakui dan bisa diimplementasikan kepada suatu negara adalah yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB sebagai entitas multilateral yang berhak.
Rolliansyah juga menyebut bahwa keputusan ASEAN untuk tidak melibatkan Myanmar dalam kegiatan organisasi selama ini bukanlah sebuah sanksi, melainkan upaya memberi ruang kepada negara tersebut menyelesaikan konflik internalnya.
Selain hanya mengizinkan perwakilan non-politis berpartisipasi dalam pertemuan organisasi, ASEAN juga memutuskan melewatkan Myanmar dari penggiliran keketuaan ASEAN untuk 2026, digantikan oleh Filipina.
“Ini menunjukkan bahwa mereka masih memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan perseteruan dan menentukan siapa yang sebenarnya layak duduk di kursi tersebut (untuk mewakili Myanmar di ASEAN),” ucapnya.
Sementara itu, Rolliansyah memastikan bahwa Indonesia akan ikut serta dalam pertemuan Troika di Thailand pada 20 Desember mendatang untuk membahas isu Myanmar. Ia menjelaskan pertemuan tersebut akan diawali dengan serangkaian konsultasi informal antara anggota Troika ASEAN.
Pertemuan akan dilanjutkan dengan konsultasi informal lanjutan yang akan memberi ruang partisipasi bagi negara-negara ASEAN di luar Troika.[IT/r]