0
Monday 16 December 2024 - 12:05
Iran - Suriah

Iran akan Kembali Membuka Kedutaan Besarnya di Suriah

Story Code : 1178567
Iran akan Kembali Membuka Kedutaan Besarnya di Suriah
"Tujuan kami adalah melanjutkan kegiatan kedutaan sesegera mungkin. Orang-orang ini (kelompok yang mengendalikan Suriah) telah menyatakan kesiapan mereka untuk memberikan jaminan yang diperlukan bagi keamanan kedutaan dan kegiatan diplomatiknya," ujar Akbari dalam wawancara dengan saluran berita Iran pada Minggu (15/12) malam.

"Kami telah memindahkan staf kedutaan ke Beirut selama dua hingga tiga hari untuk memastikan keamanan dan mencegah kemungkinan kerusakan. Insya Allah, kedutaan akan segera melanjutkan kegiatannya," tambahnya.

Selama wawancara, ia menyinggung sejumlah isu terkait Suriah, lanskap politiknya yang kompleks dan situasi lapangan di negara Arab yang dilanda krisis tersebut.

"Tidak seorang pun menduga perkembangan ini akan terjadi dalam waktu yang sangat singkat," kata Akbari. "Tidak hanya mantan pejabat pemerintah Suriah, tetapi bahkan mereka yang berada di balik layar dan bertugas mengelola peristiwa tersebut pun juga terkejut," tambahnya. 

Duta Besar Iran menjelaskan bahwa tujuan awal kelompok bersenjata tersebut adalah untuk menanggapi tindakan pesawat Suriah dan Rusia yang mengebom markas dan posisi mereka beberapa hari sebelum operasi dimulai.

"Menariknya, aksi bersenjata dimulai dari titik yang sama sekali jauh dari Aleppo, dengan tujuan mereka hanya untuk memberikan pukulan kepada tentara Suriah tetapi orang-orang ini (kelompok bersenjata) merasa terdorong karena melihat tidak ada perlawanan dari militer," terangnya. 

Akbari melanjutkan dengan mengatakan bahwa Aleppo, yang telah bertahan untuk tidak jatuh selama lebih dari empat atau lima tahun, jatuh dalam waktu yang sangat singkat. Ia mengatakan bahwa kejadian tersebut terlalu tidak terduga untuk direspon. 

Duta Besar Iran menolak anggapan bahwa Suriah kemungkinan akan menjadi Libya kedua dengan alasan bahwa kedua negara memiliki kondisi geografis dan skenario regional yang berbeda.

"Suriah tidak akan menjadi seperti Libya. Tetapi Suriah akan menghadapi sejumlah tantangan yang serupa dengan yang dihadapi Libya", katanya. "Setiap kelompok atau kawasan, yang didukung oleh sejumlah kekuatan asing, nantinya akan bergelut untuk memperoleh bagian dalam pemerintahan mendatang," imbuhnya. 

Mengacu pada agresi dan rencana Zionis, Akbari menggarisbawahi bahwa "Israel tidak ingin melihat pemerintahan yang kuat di Suriah" yang dapat menjadi tantangan bagi rezim pendudukan dan bahwa kebijakan Amerika Serikat juga disesuaikan berdasarkan kepentingan rezim Zionis. [IT/G]
Comment