Tembok Perbatasan Iran-Afghanistan; Babak Baru Strategi Keamanan Regional
Story Code : 1170843
Dilansir dari Alwaght, proyek yang diperkirakan menelan biaya $3 miliar itu merupakan rencana bertahap tiga tahun yang bertujuan meningkatkan kontrol perbatasan dan menahan terorisme, penyelundupan, dan migrasi ilegal ke Iran. Proyek ini hadir sebagai respons terhadap tantangan dan ancaman keamanan dan geopolitik yang berasal dari ketidakstabilan yang sedang berlangsung di perbatasan timur negara itu, khususnya Afghanistan.
Laporan terbaru tentang kemajuan proyek menunjukkan kecepatan tinggi pembangunan tembok tersebut. Pada awal Oktober, Brigadir Jenderal Nozer Nemati, wakil komandan tentara, menyatakan bahwa lebih dari 10 kilometer tembok telah dibangun di perbatasan dengan Afghanistan dan 50 kilometer juga siap untuk diberi tembok. Hampir 20 lokasi konstruksi di sepanjang perbatasan tengah melaksanakan langkah-langkah infrastruktur dan pemasangan tembok.
Tembok perbatasan lebih dari sekadar penghalang fisik, dan proyek ini, yang dilengkapi dengan sistem pengawasan modern, dianggap sebagai tanda perubahan dalam strategi keamanan Iran, yang merupakan langkah penting menuju peningkatan keamanan regional dan komitmen Teheran untuk melindungi kedaulatan teritorialnya dari ketidakstabilan regional.
Para pakar pertahanan melihat proyek tersebut sebagai pencegah utama terhadap ancaman lintas batas, yang memperkuat strategi Iran yang lebih luas untuk mengamankan perbatasan timurnya dan memastikan stabilitas jangka panjang.
Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Kabul pada Agustus 2021, negara Asia Tengah itu semakin tidak aman dan tidak stabil, dan meskipun para penguasa Afghanistan yang baru berkomitmen untuk secara efektif melawan kelompok-kelompok teroris dan mempertimbangkan masalah keamanan negara-negara tetangga, laporan PBB berbicara tentang meningkatnya aktivitas kelompok-kelompok teroris dan kartel narkoba di Afghanistan. Pada 12 Juli, Dewan Keamanan PBB mengumumkan bahwa Afghanistan telah menjadi tempat yang aman bagi kelompok-kelompok teroris seperti Al-Qaeda dan ISIS. Menurut laporan tersebut, cara Kaul menangani kelompok militan ini akan menyebabkan meluasnya terorisme ke negara-negara tetangga.
Faktanya, secara historis, negara-negara tetangga tidak merasa perlu membangun tembok di sepanjang perbatasan mereka dengan Afghanistan. Namun, meningkatnya ancaman dari kelompok ekstremis di Afghanistan telah memaksa negara-negara ini untuk mengadopsi strategi pertahanan.
Penarikan pasukan AS yang memalukan dari Afghanistan pada bulan Agustus 2021 menciptakan kekosongan kekuasaan yang memperburuk keamanan regional dan memungkinkan kelompok-kelompok seperti Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), Al-Qaeda, dan ISIS-Khorasan untuk memanfaatkan ketidakstabilan tersebut. Selama periode ini, kelompok-kelompok ini dan beberapa kelompok teroris lainnya dengan kecenderungan etnis dan separatis telah melakukan banyak serangan terhadap Pakistan, Iran, dan negara-negara Asia Tengah, dan meskipun ada konfrontasi keamanan dan intelijen yang efektif terhadap kegiatan teror ini, mereka telah menimbulkan banyak korban jiwa di negara-negara regional. Kita dapat merujuk pada serangan teror tahun lalu terhadap orang-orang yang berkumpul untuk memperingati hari jadi Jenderal Qassam Soleimani di Kerman di tenggara Iran.
Dengan memperkuat perbatasannya, Iran mengirimkan pesan yang kuat tentang perlunya stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut dan berpotensi menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk hubungan diplomatik di masa mendatang.
Pada saat yang sama, Iran semakin menghadapi tantangan perdagangan manusia dan masuknya pengungsi Afghanistan, yang, selain masalah ekonomi, budaya, dan sosial, juga menimbulkan tantangan keamanan.
Singkatnya, rencana Iran untuk membangun tembok perbatasan dengan Afghanistan mencerminkan strategi komprehensif untuk keamanan, migrasi ilegal, stabilitas regional, dan masalah perbatasan historis. Prakarsa ini dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan perbatasan di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang ancaman lintas batas dan kegiatan ilegal dengan penekanan pada komitmen Iran terhadap kedaulatannya. Ini juga menyoroti dinamisme yang rumit di mana masalah internal bertemu dengan kepentingan geopolitik dan krisis kemanusiaan. Pada akhirnya, tidak boleh dilupakan bahwa efektivitas dalam meningkatkan keamanan dan stabilitas tembok perbatasan sangat bergantung pada kerja sama dan dialog dengan pemerintah Taliban.[IT/AR]