Demonstran Tel Aviv Tuntut Kesepakatan Satu Tahap dengan Hamas
Story Code : 1170482
Sebagian besar demonstran merupakan keluarga dari sandera di Gaza. Protes tersebut telah diadakan setiap minggu hampir setiap Sabtu malam sejak operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu.
Aksi yang diselenggarakan oleh Forum Sandera dan Keluarga Hilang itu dihadiri lebih dari 500 keluarga tawanan. Mereka menuntut kesepakatan untuk membebaskan 101 tawanan yang tersisa sekaligus.
Dua dari kemungkinan kesepakatan yang sedang dibahas saat ini adalah usulan Mesir untuk membebaskan empat sandera selama gencatan senjata dua hari, dan usulan bertahap Qatar-Amerika yang pada akhirnya akan membebaskan semua sandera dan mengakhiri perang.
Hamas menolak segala kesepakatan yang tidak mencakup komitmen awal oleh Israel untuk mengakhiri perang dan menarik semua pasukannya dari Gaza. Syarat tersebut enggan dipenuhi rezim Zionis. Hal ini membuat para mediator menganggap Israel sengaja menghalangi kemajuan negosiasi menuju kata sepakat.
Selain itu massa juga berunjuk rasa memprotes Perdana Menteri Netanyahu dengan kebijakan genosidanya terus-terusan menggagalkan negosiasi tawanan. Aksi tersebut dikelola organisasi-organisasi Darkenu, Gerakan untuk Pemerintahan Berkualitas, dan kelompok protes cadangan Brothers in Arms, serta sekelompok aktivis sayap kiri.
"Membunuh anak-anak adalah kejahatan perang. Taktik kelaparan adalah kejahatan perang. Penghancuran kota adalah kejahatan perang," kata aktivis Alon Lee Green. "Semua ini terjadi atas nama permukiman," tambahnya. Ia menyebut rezim Zionis dengan “Ku Klux Klan Israel” dan mengecam media Israel serta kaum Zionis yang "tidak memberi tahu kita apa yang terjadi di Gaza." [IT/G]