AS Memberlakukan Sanksi Baru terhadap Iran atas Operasi Balasannya terhadap Israel
Story Code : 1165952
Departemen Keuangan AS pada hari Jumat (11/10) menetapkan 10 perusahaan dan 17 kapal sebagai properti yang diblokir, dengan mengklaim bahwa mereka terlibat dalam pengiriman minyak dan produk petrokimia Iran.
Departemen tersebut mengatakan bahwa sanksi tersebut dirancang untuk mengintensifkan tekanan finansial terhadap Iran, termasuk dengan membatasi kemampuannya untuk memperoleh pendapatan energi yang digunakannya untuk membantu gerakan perlawanan di seluruh Timur Tengah.
Departemen tersebut mengatakan sanksinya menargetkan "sebagian besar" armada tanker bayangan yang mengangkut ekspor minyak bumi Iran.
Pejabat AS secara terpisah menggambarkan tindakan tersebut sebagai upaya untuk mengganggu pendapatan yang mereka klaim digunakan Iran untuk mendanai kegiatan militernya.
Tehran mengatakan program pengembangan militernya bersifat defensif. Dikatakan bahwa sanksi sepihak oleh AS adalah bagian dari perang ekonomi terhadap rakyat Iran dan merusak kemerdekaan negara tersebut.
Menteri Keuangan AS Janet L. Yellen mengatakan, "Menanggapi serangan Iran terhadap Zionis Israel, Amerika Serikat mengambil tindakan tegas untuk lebih lanjut mengganggu kemampuan rezim Iran dalam mendanai dan melaksanakan aktivitas destabilisasinya."
"Sanksi hari ini menargetkan upaya Iran untuk menyalurkan pendapatan dari industri energinya guna membiayai aktivitas yang mematikan dan mengganggu—termasuk pengembangan program nuklirnya, proliferasi rudal balistik, dan kendaraan udara tak berawak," katanya.
"Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban Iran," tambahnya. Sebelumnya pada hari itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat "berkomitmen untuk membatasi sumber pendapatan Iran untuk aktivitas jahatnya."
“Selama Iran menggunakan pendapatan energinya untuk mendanai serangan terhadap sekutu kami, mendukung terorisme di seluruh dunia, dan melakukan tindakan destabilisasi lainnya, kami akan terus menggunakan semua alat yang kami miliki untuk meminta pertanggungjawabannya,” kata Blinken, melontarkan tuduhan tak berdasar terhadap negara tersebut.
Departemen Keuangan mengatakan sanksi dijatuhkan dengan semangat Undang-Undang Penghentian Penampungan Minyak Iran, undang-undang bipartisan untuk memberikan sanksi kepada orang asing yang terlibat dalam perdagangan minyak dari Iran.
“Amerika Serikat mengambil tindakan ini dengan semangat Undang-Undang Penghentian Penampungan Minyak Iran (SHIP Act), yang ditetapkan sebagai bagian dari Anggaran Tambahan Darurat untuk Tahun Anggaran 2024 (P.L. 118-50), yang menjatuhkan sanksi terhadap orang asing yang terlibat dalam perdagangan minyak bumi dan produk minyak bumi yang berasal dari Iran dan baru-baru ini didelegasikan oleh Presiden kepada Departemen Keuangan dan Luar Negeri,” kata departemen tersebut.
Pada tanggal 1 Oktober, Iran meluncurkan rentetan rudal ke pangkalan militer dan intelijen serta mata-mata entitas Zionis tersebut dalam serangan balasan.
Operasi itu dilakukan sebagai respons atas pembunuhan yang dilakukan rezim terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah, dan komandan Garda Revolusi Abbas Nilforoushan.
Menteri Pertahanan Iran mengatakan operasi balasan Republik Islam terhadap rezim Israel, yang dijuluki Operasi True Promise II, telah mencapai tingkat keberhasilan lebih dari 90%.
“Operasi Janji Sejati II dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan lebih dari 90% dan sepenuhnya mematuhi hukum internasional,” kata Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh. [IT/r]