0
Wednesday 4 September 2024 - 12:47
AS dan Gejolak Palestina:

AS Mendakwa Para Pemimpin Hamas atas Serangan 7 Oktober

Story Code : 1157942
Hamas political bureau head Yahya Sinwar, Gaza
Hamas political bureau head Yahya Sinwar, Gaza
Kasus ini bermula dari serangan mendadak kelompok militan Palestina terhadap Zionis Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik lebih dari 200 orang.
 
FBI mengajukan dakwaan pada bulan Februari, tetapi pengaduan tersebut dirahasiakan hingga hari Selasa (3/9). Jaksa Agung AS Merrick Garland mengumumkan bahwa pimpinan politik Hamas Yahya Sinwar dan lima anggota senior lainnya terlibat dalam "merencanakan, mendukung, dan melakukan kekejaman teroris."
 
Mereka didakwa menyediakan dana dan dukungan material untuk terorisme, serta berkonspirasi untuk melakukan pengeboman dan "menggunakan senjata pemusnah massal." “Selama beberapa dekade, Hamas dan para pemimpinnya telah mengabdikan diri untuk membasmi Negara Zionis Israel, dan membunuh, melukai, dan menganiaya siapa pun – termasuk puluhan warga Amerika – yang menghalangi jalan mereka,” kata DOJ.
 
Ditambahkannya bahwa lebih dari 40 warga negara Amerika tewas pada 7 Oktober dan delapan lainnya diculik atau masih belum diketahui keberadaannya.
 
Selain Sinwar, DOJ telah mendakwa pemimpin diaspora Hamas Khaled Meshaal dan kepala urusan luar negeri Ali Baraka, yang masing-masing tinggal di Qatar dan Lebanon.
 
Tiga pejabat Hamas yang dicari oleh DOJ telah tewas. Mantan kepala politik Ismail Haniyeh dibunuh di Tehran pada bulan Juli. Zionis Israel mengklaim bahwa komandan Mohammed Deif dan Marwan Issa tewas selama serangan udara IDF di Gaza. Namun, Hamas menolak untuk mengonfirmasi kematian mereka.
 
Menurut Reuters, DOJ awalnya berharap untuk menangkap Haniyeh hidup-hidup, tetapi akhirnya memutuskan untuk membuka dakwaan setelah berita pembunuhannya.
 
Pada bulan Mei, kepala jaksa Pengadilan Kriminal Internasional meminta para hakim untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Haniyeh, Sinwar, dan Deif, serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dengan alasan tuduhan kejahatan perang.
 
Tahun lalu, Afrika Selatan mengajukan kasus ke Pengadilan Internasional, badan peradilan terpisah, yang menuduh Zionis Israel melakukan genosida di Gaza, tempat lebih dari 40.000 warga Palestina telah terbunuh sejak dimulainya konflik. Zionis Israel menolak tuduhan tersebut sebagai "tidak masuk akal."[IT/r]
 
Comment