0
Tuesday 20 August 2024 - 12:46
Iran & Malaysia - Gejolak Palestina:

Pezeshkian dan PM Malaysia Menyerukan Penghentian Genosida di Gaza

Story Code : 1155059
Mourners march during a funeral with the bodies of Palestinians killed by Israeli strike in Jenin refugee camp in the West Bank city of Jenin
Mourners march during a funeral with the bodies of Palestinians killed by Israeli strike in Jenin refugee camp in the West Bank city of Jenin
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah mengkritik kebijakan AS dan beberapa negara Barat terkait perang di Gaza.

Selama kontak telepon pada hari Senin (19/8), Pezeshkian dan Ibrahim membahas hubungan bilateral mereka dan perkembangan regional terbaru, khususnya upaya yang sedang berlangsung untuk menetapkan gencatan senjata di Gaza.

Kedua pemimpin tersebut mengutuk tindakan dan kebijakan AS dan beberapa negara Barat, khususnya dukungan media dan senjata mereka untuk rezim Zionis, yang menurut mereka bertentangan dengan klaim menegakkan hak asasi manusia dan berupaya mencapai gencatan senjata di Gaza.

Mereka mengaitkan kejahatan Zionis "Israel" yang berkelanjutan dan penindasan di Gaza dengan dukungan Barat. Mereka menekankan perlunya persatuan dan tindakan terkoordinasi di antara negara-negara Islam untuk mengatasi pelanggaran ini dan menyarankan agar diadakan pertemuan para pemimpin kerja sama Islam sebagai langkah penting dalam upaya ini.

Pada hari ke-318 genosida di Gaza, jumlah total warga Palestina yang tewas sejak agresi Israel di Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober telah meningkat menjadi 40.139, dengan 92.743 orang terluka, menurut laporan harian yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza pada hari Senin.

Zionis "Israel" melakukan tiga pembantaian dalam 24 jam terakhir, menewaskan 40 warga Palestina dan melukai 134 lainnya.

Sementara beberapa korban diangkut ke rumah sakit yang berfungsi sebagian, banyak yang masih terjebak di bawah reruntuhan, dengan kru penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.

Dr. Marwan al-Hams, direktur rumah sakit lapangan di Kementerian Kesehatan Palestina, mengatakan kepada The Guardian minggu lalu, "Angka ini, 40.000, hanya mencakup jenazah yang telah ditemukan dan dikubur."

Dr. Hams memperkirakan bahwa sekitar 10.000 orang masih terjebak di bawah bangunan yang diratakan oleh tentara pendudukan Israel, karena kekurangan kritis alat berat dan bahan bakar yang diperlukan untuk membersihkan puing-puing baja dan beton dalam upaya pencarian mereka.

Dalam 10 bulan terakhir, agresi Zionis Israel telah menyebabkan pengungsian massal ke tempat penampungan yang penuh sesak dan tenda-tenda darurat, kelaparan karena berkurangnya pengiriman bantuan, dan kekurangan air bersih dan sanitasi yang parah, yang telah menyebabkan penyebaran penyakit.[IT/r]
Comment