Perlawanan Irak Menargetkan Barak Militer dan Kilang Minyak Israel
Story Code : 1121491
Perlawanan Islam di Irak telah melancarkan serangan baru terhadap sasaran Israel di wilayah pendudukan untuk mendukung rakyat Palestina di Gaza.
Ia menambahkan operasi itu dilakukan sebagai tanggapan atas pembantaian Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, di Gaza.
Perlawanan juga menargetkan Pangkalan Informasi di wilayah utara Golan yang diduduki dengan menggunakan drone, menegaskan kelanjutannya dalam menyerang benteng musuh.
Pejuang Perlawanan Islam di Irak pada hari Jumat (8/3) juga menargetkan kilang minyak di Haifa di wilayah pendudukan dengan drone.
Perlawanan Irak menggarisbawahi bahwa mereka akan terus menargetkan rezim pendudukan sampai “penghancuran benteng musuh.”
Perlawanan Islam di Irak telah melakukan beberapa serangan terhadap sasaran Zionis Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Awal pekan ini, kelompok perlawanan menargetkan pelabuhan Haifa di Zionis Israel sebanyak dua kali, menyerang fasilitas kimia dan pembangkit listrik di bandaranya dengan drone.
Pekan lalu, kelompok tersebut melancarkan serangan drone terhadap fasilitas kimia di pelabuhan Haifa, Zionis Israel.
“Sebagai kelanjutan dari pendekatan kami untuk melawan pendudukan dan mendukung rakyat kami di Gaza, (pejuang kami), dengan menggunakan drone, menyerang pelabuhan Haifa di wilayah pendudukan di Palestina,” kata Perlawanan Islam di Irak dalam sebuah pernyataan pada serangan pertama. bulan Februari.
Perlawanan Islam di Irak mengatakan mereka akan melanjutkan serangannya terhadap sasaran-sasaran Israel sampai rezim tersebut menghentikan genosida di Gaza.
Serangan ini juga menyerang pangkalan militer utama Amerika di Suriah dan Irak di tengah kemarahan atas dukungan AS terhadap serangan gencar Zionis Israel di Gaza.
Perlawanan Islam di Irak juga mengaku bertanggung jawab atas serangan pada akhir Januari di perbatasan Yordania dengan Suriah yang menewaskan tiga tentara AS.
Rezim Israel mengobarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah Hamas melancarkan Operasi Kejutan Badai Al-Aqsa terhadap entitas pendudukan sebagai tanggapan atas kekejaman rezim Zionis Israel terhadap Palestina.
Sejak dimulainya agresi, Zionis Israel telah membunuh sedikitnya 30.878 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut hitungan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza.[IT/r]