0
Friday 26 January 2024 - 00:34
Zionis Israel vs Palestina:

'Israel' Menghancurkan 1.100 Bangunan untuk Menciptakan 'Zona Penyangga' di Gaza

Story Code : 1111564
Mosque destroyed in an Israeli strike in Rafah, Gaza Strip
Mosque destroyed in an Israeli strike in Rafah, Gaza Strip
Sebuah laporan oleh Financial Times mengungkapkan bahwa pasukan Zionis Israel berupaya menciptakan zona penyangga di dalam Gaza dan menghancurkan bangunan di dekat perbatasan dengan Zionis “Israel”.

Seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada FT bahwa tujuannya adalah untuk "menjaga area ini benar-benar bersih dari [pejuang perlawanan] atau infrastruktur, peluncur roket, mortir . . . dan memberi kami kebebasan beroperasi di ruang tersebut”.

Para pejabat Zionis Israel menolak berkomentar mengenai seberapa luas batas tersebut, namun Amos Yadlin, mantan kepala intelijen militer Zionis Israel, mengatakan ia memperkirakan Zionis Israel akan menerapkan “perimeter” 500 meter hingga 1 km di dalam Gaza.

Sebuah laporan baru-baru ini dari penyiar N12 Zionis Israel mengungkapkan bahwa Zionis “Israel” telah menghancurkan sekitar 1.100 bangunan untuk membangun zona penyangga di dalam Gaza.

Laporan sebelumnya oleh Reuters mengungkapkan bahwa Zionis “Israel” memberi tahu banyak negara Arab tentang niatnya untuk membangun zona penyangga di perbatasan Jalur Gaza sisi Palestina setelah perang berakhir. Alasan untuk melakukan hal ini adalah untuk mencegah terulangnya operasi perlawanan.

Selama kunjungannya ke Nigeria pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan penolakannya terhadap perubahan teritorial di Jalur Gaza, dan menambahkan bahwa meskipun dia memahami perlunya apa yang dia klaim sebagai "tindakan sementara" untuk mencegah terjadinya 7 Oktober, namun mengatakan pemerintah menentang perubahan wilayah apa pun.

Setiap serangan ke Jalur Gaza, yang panjangnya sekitar 40 kilometer dan lebarnya antara lima hingga 12 kilometer, akan menyebabkan terkurungnya populasi 2,3 juta orang di wilayah yang lebih kecil.

Tekanan eksternal semakin meningkat terhadap rezim Zionis Israel untuk menghentikan kampanye genosida di Gaza, terutama mengingat kegagalannya mencapai tujuan menggagalkan perlawanan.

Awal bulan ini, pembicaraan tingkat tinggi di kota pelabuhan Aqaba di Yordania dengan para pemimpin Mesir, Abdel Fattah el-Sissi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan raja Yordania Raja Abdullah II diakhiri dengan “peringatan keras” terhadap pembentukan zona penyangga. di Gaza.

Para pemimpin Arab lebih lanjut menekankan bahwa penduduk Palestina berhak untuk kembali ke tanah mereka dan bahwa rezim tidak memiliki hak untuk menduduki kembali wilayah Gaza.[IT/r]
Comment