0
Tuesday 14 November 2023 - 04:51
Iran vs Hegemoni Global:

Iran: AS Melancarkan Perang Habis-habisan di Gaza; Israel Runtuh, karena Bantuan Alat Bantu Hidup setelah 7 Oktober

Story Code : 1095479
Iranian Foreign Minister Hossein Amir-Abdollahian
Iranian Foreign Minister Hossein Amir-Abdollahian
“Dunia sedang menyaksikan perang besar-besaran Amerika melawan Gaza,” kata Amir-Abdollahian dalam sebuah postingan di akun X-nya pada Minggu (12/11) malam.

“Rezim Zionis Israel runtuh pada 7 Oktober dan sekarang hidup dengan bantuan pernapasan buatan Amerika,” tulisnya.

Mengacu pada percakapan telepon baru-baru ini dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, diplomat top Iran menambahkan bahwa dia telah mengatakan kepada rekannya dari Mesir bahwa “hari ini adalah hari ujian kita.”

Kepada Menlu Sameh Shoukry: hari ini adalah hari ujian kita dan Mesir diperkirakan akan membuka penyeberangan Rafah untuk mengirim air, obat-obatan &… ke Gaza. Rezim Zionis Israel runtuh pada 7 Oktober dan sekarang hidup dengan bantuan pernapasan buatan Amerika. Dunia sedang menyaksikan perang besar-besaran Amerika melawan Gaza.
— H.Amirabdollahian امیرعبداللهیان (@Amirabdolahian) 12 November 2023

Kairo diperkirakan akan membuka Rafah, di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, dengan tujuan menyalurkan bantuan kemanusiaan, termasuk air dan obat-obatan, kepada orang-orang yang dilanda perang di Jalur Gaza, katanya.

Zionis Israel mengobarkan perang berdarah di Gaza pada 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas pendudukan.

Korban tewas warga Palestina akibat serangan Zionis Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 11.180 orang, termasuk 4.609 anak-anak dan 3.100 wanita. Lebih dari 28.000 orang lainnya terluka dalam serangan militer rezim sejauh ini.

Rezim Tel Aviv juga memblokir akses terhadap air, makanan, dan listrik di Gaza, sehingga menjerumuskan wilayah tersebut ke dalam krisis kemanusiaan.

Setidaknya 22 rumah sakit dan 49 pusat kesehatan telah berhenti beroperasi di Gaza akibat serangan Israel dan kekurangan bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan generator listrik.[IT/r]
Comment