Ketika Israel Meningkatkan Perang di Gaza, Palang Merah Mendesak Penghentian Penderitaan Manusia yang 'Tidak Dapat Ditoleransi'
Story Code : 1092012
“Ini adalah kegagalan besar yang tidak boleh ditoleransi oleh dunia,” kata Presiden ICRC, Mirjana Spoljaric, pada hari Sabtu (28/10).
“Saya terkejut dengan tingkat penderitaan manusia yang tidak dapat ditoleransi dan mendesak pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk mengurangi ketegangan sekarang,” katanya, seraya menambahkan, “Kehilangan tragis begitu banyak nyawa warga sipil sangat menyedihkan.”
Rezim Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober, ketika para pejuang dari kelompok perlawanan yang berbasis di Jalur Gaza melancarkan operasi besar-besaran terhadap entitas pendudukan sebagai tanggapan atas kejahatan yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Korban tewas di Gaza telah melampaui 8.000 orang, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak, dan lebih dari 20.500 orang terluka.
Meskipun jumlah korban jiwa sangat besar, Tel Aviv telah menyatakan bahwa perang tersebut telah “memasuki fase baru.” Sementara itu, rezim tersebut memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza, mencegah aliran air, gas, obat-obatan, dan listrik ke wilayah tersebut.
“Tidak dapat diterima bahwa warga sipil tidak memiliki tempat yang aman untuk pergi di Gaza di tengah pemboman besar-besaran, dan dengan adanya pengepungan militer, maka saat ini tidak ada respons kemanusiaan yang memadai,” kata Spoljaric.
Dia berbicara beberapa jam setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dengan tajam mengkritik “eskalasi pemboman yang belum pernah terjadi sebelumnya” di Gaza, dan menyerukan gencatan senjata “segera”.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk juga memperingatkan pada hari Sabtu bahwa ada potensi ribuan warga sipil akan meninggal jika Zionis Israel terus melanjutkan serangan darat di Gaza.
Tel Aviv telah mengancam akan melancarkan invasi darat ke Gaza namun menolak semua seruan gencatan senjata, dengan alasan hal itu akan menguntungkan gerakan perlawanan Hamas.
Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi pada hari Jumat, menyerukan penerapan “gencatan senjata kemanusiaan” segera di Gaza.
Pemungutan suara di Majelis Umum terjadi setelah Dewan Keamanan PBB empat kali gagal mengambil tindakan dalam dua minggu terakhir karena Amerika Serikat berulang kali memberikan hak veto terhadap resolusi yang relevan.
Majelis tersebut menekankan “pentingnya mencegah destabilisasi lebih lanjut dan peningkatan kekerasan di kawasan,” dan menyerukan “semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan semua pihak yang mempunyai pengaruh di wilayah tersebut untuk berupaya mencapai tujuan ini.”[IT/r]