China: ‘Ketidakadilan’ terhadap Warga Palestina Tidak Boleh Berlanjut
Story Code : 1088874
Bangsa Yahudi tidak lagi “tunawisma,” dan warga Palestina juga berhak mendapatkan status negara, kata diplomat utama China.
Serangan militan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober merenggut lebih dari 1.400 nyawa di Zionis Israel dan mendorong mereka untuk menyatakan perang, dengan ratusan warga Palestina kini tewas setiap hari akibat serangan balasan di Gaza.
“China mengutuk semua tindakan yang merugikan warga sipil dan menentang segala pelanggaran hukum internasional,” kata diplomat utama Tiongkok, saat ia bertemu dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, di Beijing pada hari Jumat (13/10). Wang Yi mengatakan situasi kemanusiaan di Gaza “memburuk dengan cepat” dan sudah “kritis.”
Namun, diplomat top China bersikeras bahwa “akar penyebab pertanyaan ini terletak pada lamanya penundaan dalam mewujudkan impian Negara Palestina yang merdeka dan kegagalan untuk memperbaiki ketidakadilan historis yang diderita oleh rakyat Palestina.”
“Zionis Israel punya hak untuk menjadi negara, begitu pula Palestina,” kata Wang Yi. “Zionis Israel telah mendapatkan perlindungan untuk bertahan hidup, tapi siapa yang akan peduli dengan kelangsungan hidup rakyat Palestina? Bangsa Yahudi tidak lagi menjadi tunawisma di dunia, tapi kapan bangsa Palestina akan kembali ke kampung halamannya?”
Banyak sekali ketidakadilan yang terjadi di dunia, namun ketidakadilan terhadap Palestina telah berlangsung selama lebih dari setengah abad. Penderitaan yang melanda generasi ke generasi tidak boleh berlanjut.
Beijing mengatakan bahwa prioritas utamanya adalah “menghentikan pertempuran sesegera mungkin” untuk “mencegah penyebarannya tanpa henti,” dan “melakukan segala upaya untuk memastikan keselamatan warga sipil, membuka jalur penyelamatan dan bantuan kemanusiaan secepat mungkin. .”
Komunitas internasional, termasuk PBB, harus “memainkan perannya dalam menyelesaikan” krisis ini, sementara pihak-pihak yang berkonflik harus “tetap tenang dan menahan diri, mengambil posisi yang obyektif dan adil, dan berupaya untuk melakukan deeskalasi.”
Satu-satunya jawaban atas kebuntuan yang telah berlangsung selama beberapa dekade ini adalah “solusi dua negara dan Negara Palestina yang merdeka,” tegas Wang Yi, seraya mengungkapkan harapan bahwa dengan cara ini “Palestina dan Israel dapat hidup berdampingan secara damai dan bagaimana orang-orang Arab dan Yahudi dapat hidup berdampingan secara damai.” harmoni."[IT/r]