Analis: Tidak Ada Kekuatan yang Dapat Menghapus Hashd al-Shaabi dari Irak
Story Code : 1075908
Dalam sebuah wawancara dengan situs Press TV, Wael Alrekabi, seorang pakar urusan politik Irak, menjelaskan dimensi upaya AS untuk menghidupkan kembali kelompok teroris Daesh di wilayah tersebut dan mengupayakan pembubaran Hashd al-Shaabi, yang juga dikenal sebagai Pasukan Mobilisasi Populer. (PMF).
Dia mengatakan seruan untuk membubarkan gerakan perlawanan Irak yang lahir dari fatwa terkenal (dekrit agama) oleh otoritas agama Irak Ayatollah Sistani pada tahun 2014 datang ketika otoritas Irak menyerukan pengusiran pasukan asing dari negara itu.
"Di Irak, saya percaya bahwa tidak ada kekuatan yang dapat menghapus Hashd al-Shaabi dari tempat terjadinya," tegas Alrekabi, menambahkan bahwa kelompok tersebut adalah produk dari fatwa dan telah menjadi inti dari kekuatan yang menghadapi penjajah dan saat ini menjadi bagian dari pemerintah Irak.
Dia mengatakan kekuatan asing tidak dapat memaksa pemerintah Irak untuk meminggirkan Hashd al-Shaabi, bersikeras bahwa tidak ada yang memiliki otoritas itu.
Pekan lalu, menteri pertahanan Irak Thabet al-Abbasi mengunjungi Washington di mana dia mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin selama pertemuan Dialog Kerjasama Keamanan Bersama AS-Irak (JSCD) perdana.
Setelah kunjungan tersebut, muncul laporan bahwa Amerika telah meningkatkan tekanan pada pemerintah Irak untuk membubarkan Hashd al-Shaabi dengan imbalan senjata.
Aaid Al-Hilali, salah satu pemimpin koalisi parlementer Al-Fatah Irak, dikutip mengatakan bahwa Washington telah menentang pembelian jet tempur Rafale Prancis oleh Irak dalam negosiasi terbaru.
Dia menyatakan bahwa Amerika telah menuntut pembubaran organisasi Hashd al-Shaabi dan menekankan bahwa AS tidak mengimplementasikan perjanjian untuk memberikan jet tempur ke Irak, dan dari 32 jet hanya 16 yang telah dikirim ke Irak sejauh ini.
Alrekabi mencatat bahwa Amerika menandatangani perjanjian strategis jangka panjang dengan Irak, tetapi mereka gagal mematuhinya sejak munculnya Daesh di Irak dan Suriah.
Dia buru-buru menambahkan bahwa Irak diharapkan untuk mematuhi posisinya terhadap terorisme dan tidak akan membubarkan Hashd al-Shaabi.
"Meskipun kehadiran AS sejalan dengan mendukung terorisme di kawasan, Amerika akan meninggalkan kawasan itu sama seperti mereka meninggalkan Afghanistan," kata analis tersebut.
Tepatnya, pernyataannya datang pada peringatan kedua pengusiran pasukan AS dari Afghanistan oleh Taliban.[IT/r]