Bibi Memperingatkan 'Wilayah yang Belum Dipetakan' jika Pengadilan Tinggi Menghancurkan 'Hukum Kewajaran'

Perdana menteri juga mengklaim dia tidak berniat mencopot Jaksa Agung Gali Baharav-Miara dari posisinya, di tengah meningkatnya seruan dari sayap kanannya untuk melakukannya dan RUU yang diajukan pada hari Kamis, dan dengan cepat ditarik kembali, oleh anggota parlemen Likud, dan mengindikasikan bahwa dia berencana untuk menggunakan "hukum kewajaran" yang baru untuk mengangkat kembali Aryeh Deri, ketua partai ultra-Ortodoks Shas, sebagai menteri.

“Itu tergantung apa yang terjadi, tentu saja, dengan undang-undang, kita harus melihat. Tetapi jika tetap, saya berharap itu akan terjadi, ”kata Netanyahu dalam menanggapi pertanyaan langsung oleh NPR Kamis tentang apakah dia akan berusaha untuk mengangkat kembali Deri.

Pengadilan telah menggunakan "klausa kewajaran" dalam keputusan mengejutkan bahwa penunjukan Deri sebagai menteri dalam negeri dan kesehatan "sangat tidak masuk akal" karena hukuman pidananya, yang terakhir karena penipuan pajak pada tahun 2022, dan memaksa Netanyahu untuk mengeluarkannya dari perannya.

Bibi memberikan wawancara terpisah kepada media AS pada hari Kamis, meremehkan efek dari perombakan peradilan yang memecah belah pemerintahnya, dengan mengatakan undang-undang pertama yang disahkan dalam paket "legislatif" adalah "koreksi kecil".

Dalam sebuah pertemuan dengan CNN, Netanyahu menolak untuk mengatakan apakah dia akan mematuhi keputusan potensial yang membatalkan "hukum kewajaran", yang mencegah pengawasan yudisial atas keputusan pemerintah dan menteri atas dasar kewajaran.

“Yang Anda bicarakan adalah situasi, atau situasi potensial, di mana dalam istilah Amerika, Mahkamah Agung Amerika Serikat akan mengambil amandemen konstitusi dan mengatakan bahwa itu tidak konstitusional. Itu jenis spiral yang Anda bicarakan, dan saya harap kita tidak sampai ke sana,” Netanyahu menanggapi CNN, memperingatkan bahwa itu bisa berarti memasuki “wilayah yang belum dipetakan.”[IT/r]