0
Tuesday 13 June 2023 - 01:47
Kesepakatan N Iran - P5+1:

Juru Bicara: Iran Tidak Pernah Meninggalkan Meja Negosiasi, Selalu Siap untuk Mencapai Kesepakatan di JCPOA 

Story Code : 1063529
Nasser Kanaani, Iran FM spox.jpg
Nasser Kanaani, Iran FM spox.jpg
Berbicara pada konferensi pers pada hari Senin (12/6), Kanaani mengatakan Iran tidak pernah meninggalkan upaya diplomatik untuk menghapus sanksi kejam yang dijatuhkan pada negara itu setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir, yang secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama [JCPOA].

“Pemerintah Iran tidak pernah meninggalkan meja perundingan dan telah menunjukkan kesiapannya untuk melakukan perundingan yang serius dan substantif untuk mencapai seorang juru bicara menambahkan.

Pernyataan itu muncul sehari setelah Pemimpin Revolusi Islam Imam Sayyed Ali Khamenei mengatakan tidak ada salahnya mencapai kesepakatan jika infrastruktur nuklir Iran tetap utuh.

Imam Khamenei, bagaimanapun, memperjelas bahwa Iran tidak mempercayai Barat, yang telah “berkali-kali mengingkari janjinya dan telah terbukti tidak dapat dipercaya.”

Seperti Imam Khamenei, Kanaani juga mencatat bahwa Iran akan terus bergantung terutama pada upaya untuk menetralkan sanksi dan pada saat yang sama melakukan negosiasi untuk menghapusnya sama sekali.

“Kami memiliki pandangan yang jelas dan berprinsip tentang JCPOA dan negosiasi nuklir,” kata juru bicara itu.

“Sementara Iran telah menempatkan kebijakan menetralkan sanksi di atas agendanya dengan mengandalkan kapasitas internalnya dan memperluas hubungannya dengan tetangga dan negara-negara sahabat, Iran tidak pernah menghentikan proses diplomatik dengan tujuan untuk menghapus sanksi yang kejam tersebut,” ujarnya menambahkan.

Upaya diplomatik multilateral untuk menghidupkan kembali JCPOA telah terhenti sejak Agustus lalu, dengan Iran menyalahkan Amerika Serikat karena gagal menjamin bahwa ia tidak akan meninggalkan kesepakatan itu lagi.

AS secara sepihak menarik diri dari JCPOA pada Mei 2018 di bawah mantan presiden AS Donald Trump, yang, dalam membatalkan kesepakatan itu, mulai memberlakukan sanksi "tekanan maksimum" terhadap Iran.[IT/r]
Comment