Presiden Raeisi: AS Menurun sewaktu Kekuatan Baru dan Tatanan Baru Muncul di Seluruh Dunia
Story Code : 1061883
Raisi membuat pernyataan tersebut pada hari Sabtu (3/6) saat berpidato pada upacara yang diadakan untuk memperingati 34 tahun meninggalnya pendiri Republik Islam Imam Khomeini.
Dia mengatakan ide-ide Imam Khomeini menyebabkan perkembangan besar di arena politik global, dan revolusinya mengubah semua persamaan politik dan melahirkan yang baru dan tatanan dunia baru.
“Semua indeks unilateralisme Amerika Serikat menunjukkan bahwa kekuatannya menurun dan kekuatan baru, termasuk organisasi regional, sedang meningkat di seluruh dunia, terutama di Asia. Tidak ada keraguan bahwa Revolusi Islam adalah pemain utama dalam tatanan baru ini, yang terbentuk untuk mendukung [front] perlawanan,” kata presiden Iran itu.
Raisi berkata, “Mereka yang mengaku kuat sekarang mengakui [peningkatan] kekuatan Republik Islam Iran dan kekuatan kami di kawasan tidak dapat disangkal, dan tidak ada persamaan yang dapat terbentuk kecuali dengan Iran memainkan peran di dalamnya.”
Dia menambahkan bahwa “perlawanan” sekarang menjadi salah satu istilah politik terkemuka di dunia dan kunci perlawanan adalah menjadi kuat di hadapan musuh, bukan tunduk kepada mereka.
“Kata 'perlawanan' tidak memiliki tempat dalam jargon politik [dunia], tetapi saat ini 'perlawanan' dan 'ketabahan' adalah salah satu istilah politik yang menonjol,” kata Raeisi.
Dia menambahkan bahwa kunci perlawanan adalah bahwa “jalan [untuk mengatasi masalah] tidak melalui ketundukan kepada musuh, tetapi menuntut [kita] untuk tampil kuat melawan musuh, karena hanya masyarakat yang kuat yang dapat melawan persekongkolan dan segala macam hasutan."
“Kami telah mengumumkan berkali-kali bahwa kami siap menjalin hubungan dengan negara-negara yang telah menunjukkan kesediaan mereka untuk menjalin hubungan dengan Iran. Namun, kami akan melawan negara-negara yang mungkin ingin berkonfrontasi dengan kami,” tambah Raisi.
Dia mencatat bahwa Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei telah dengan jelas menganalisis akar penyebab permusuhan terhadap Republik Islam, dengan mengatakan musuh bersekongkol melawan Iran karena itu adalah negara progresif.
Memperhatikan bahwa juru bicara Gedung Putih telah mengakui bahwa apa yang disebut kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran telah gagal total, Raisi berkata, "Kalianlah, yang menggagalkan dan mengalahkan sanksi" yang dijatuhkan di negara itu oleh AS dan sekutunya.
Presiden Iran kemudian meyakinkan bangsa itu bahwa perang hibrida dan media yang diluncurkan melawan Republik Islam oleh musuh-musuhnya juga akan gagal dan terbukti sia-sia, karena bangsa Iran terus menapaki jalan yang telah dirintis oleh para martirnya.[IT/r]