Rusia: De-Eskalasi Konflik Bukan Prioritas NATO

“Ketegangan bertambah dalam kondisi ini disebabkan oleh latihan pencegahan nuklir NATO  yang dimulai pada 17 Oktober. Sebagian besar negara yang berpartisipasi dalam latihan ini memiliki status senjata non-nuklir,” kata Zakharova.

Juru bicara kementerian luar negeri negara itu menyatakan bahwa penyediaan peralatan dan pelatihan militer NATO yang berkelanjutan ke Ukraina membawa aliansi itu ke ambang konfrontasi langsung dengan Moskow. Sebelumnya, Rusia mengatakan sikapnya tentang perlunya mencegah perang nuklir tidak berubah dan mengecam Barat karena meningkatkan ketegangan nuklir, Teletrader melaporkan.

"Kami berkomitmen penuh pada prinsip tidak pernah membiarkan perang nuklir," kata juru bicara kementerian Maria Zakharova saat briefing pada hari Kamis (20/10). “Kami tidak bermaksud untuk berpartisipasi dalam wacana mengerikan yang didedikasikan untuk memompa retorika nuklir. Derajatnya naik setiap saat, tetapi ini dilakukan oleh struktur dan negara yang berpusat pada NATO,” tambahnya.

Pada bulan September, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat menggunakan “pemerasan nuklir” dan memperingatkan Moskow siap menggunakan “semua cara yang tersedia” untuk mempertahankan diri, termasuk “berbagai senjata pemusnah.”

Barat menyatakan keprihatinan tentang pernyataan Putin dan menuduhnya membuat ancaman "tidak bertanggung jawab", tetapi mencatat bahwa saat ini tidak ada indikasi Rusia berencana untuk menggunakan senjata nuklir. NATO juga mengancam Rusia dengan konsekuensi "berat" jika Rusia menggunakan senjata nuklir.[IT/r]