0
Saturday 1 October 2022 - 04:25
AS dan Gejolak Suriah:

Puluhan Tanker Masuki Irak Utara Saat AS Terus Menjarah Minyak Suriah

Story Code : 1017031
Puluhan Tanker Masuki Irak Utara Saat AS Terus Menjarah Minyak Suriah
Mengutip sumber-sumber lokal di pedesaan al-Yarubiyah pada hari Kamis (29/9), kantor berita SANA yang dikelola pemerintah melaporkan tindakan penjarahan baru.

"Pasukan pendudukan Amerika mencuri minyak dalam jumlah tambahan oleh 14 kapal tanker, di bawah perlindungan kendaraan lapis baja militer, ke penyeberangan ilegal Al-Walid dengan wilayah Irak," kata laporan itu.

Ia juga menambahkan bahwa 85 kapal tanker lain telah diselundupkan oleh pasukan Amerika ke Irak utara melalui penyeberangan ilegal al-Mahmoudiya sehari sebelumnya.

Pasukan AS mencuri minyak Suriah secara teratur meskipun ada kecaman internasional.

Sebelumnya pada bulan September, 88 kapal tanker sarat dengan minyak dipindahkan ke wilayah Irak melalui penyeberangan perbatasan ilegal.

Kementerian perminyakan Suriah mengumumkan pada akhir Agustus bahwa AS dan kelompok militan proksinya menjarah lebih dari 80 persen produksi minyak mentah harian Suriah pada paruh pertama tahun 2022.

Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah produksi minyak selama paruh pertama 2022 "berjumlah sekitar 14,5 juta barel, dengan produksi harian rata-rata 80,3 ribu barel, di mana 14,2 ribu dikirim setiap hari ke kilang."

"Pasukan pendudukan AS dan tentara bayaran mereka mencuri hingga 66.000 barel setiap hari dari ladang yang diduduki di wilayah timur," tambah pernyataan itu.

Menurut data kementerian, sektor minyak Suriah telah kehilangan “sekitar 105 miliar dolar sejak awal perang hingga pertengahan tahun ini” sebagai akibat dari kampanye pencurian minyak AS.

Militer AS telah lama menempatkan pasukan dan peralatannya di timur laut Suriah, dengan Pentagon mengklaim bahwa pengerahan itu bertujuan untuk mencegah ladang minyak di daerah itu agar tidak jatuh ke tangan teroris Daesh [Bahasa Arab untuk ‘ISIS/ISIL’].

Damaskus, bagaimanapun, mempertahankan penyebaran itu dimaksudkan untuk menjarah sumber daya alam negara itu. Mantan presiden AS Donald Trump pada beberapa kesempatan mengakui bahwa pasukan Amerika berada di negara Arab karena kekayaan minyaknya.

Dalam komentar terkenal yang dibuat pada tahun 2019, Trump mengatakan: “Kami menyimpan minyak [Suriah]. Kami memiliki minyak. Minyak aman. Kami meninggalkan pasukan hanya untuk minyak.”

Beberapa negara, termasuk Rusia dan China, telah mengutuk tindakan AS dalam menjarah sumber daya Suriah dan telah meminta Washington untuk menghentikan penjarahan berkelanjutan atas sumber daya alam negara yang dilanda perang itu.[IT/r]
Comment