Iran Menyerukan 'Tanggapan Bersatu Internasional' terhadap Apartheid Israel
Story Code : 996758
Berbicara pada hari Minggu (29/5), Khatibzadeh mengutuk pelanggaran "Zionis rasis" terhadap kompleks itu dan serangan mereka terhadap jamaah Palestina di sana.
Pejabat itu memuji ketabahan dan perlawanan rakyat Palestina dan “pembela al-Quds”, memperingatkan rezim Zionis terhadap “petualangan baru dan tindakan provokatif.”
Sebelumnya pada hari Minggu, puluhan ribu pemukim Zionis Israel menggelar "March of the Flags" tahunan mereka dengan berkumpul di jantung jalan utama Palestina di Kota Tua al-Quds Timur, mengibarkan bendera Israel dan meneriakkan slogan-slogan provokatif.
Orang-orang Zionis Israel, yang menikmati perlindungan maksimal dari pasukan rezim, memaksa masuk ke kompleks Masjid al-Aqsha, melakukan ritual keagamaan di sana, meskipun ada kesepakatan yang melarang shalat non-Muslim di situs tersebut.
Acara ini memperingati pendudukan rezim Israel tahun 1967 di al-Quds Timur, yang diinginkan orang Palestina sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Parade tersebut dikaitkan dengan kekerasan terhadap warga Palestina dan "pertunjukan hasutan, dominasi Yahudi, dan rasisme," menurut LSM Israel Ir Amim.
Khatibzadeh mencatat bahwa penyebab pembebasan al-Quds dari pendudukan dan agresi Israel tetap menjadi “prioritas pertama” dunia Muslim.
“Semua orang yang mencari kebebasan di dunia, terutama orang-orang dan negara-negara Muslim, berkewajiban untuk bertindak secara bersatu menuju pertahanan habis-habisan Masjid al-Aqsha dan konfrontasi melawan rezim apartheid Zionis,” tegasnya.
Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, setidaknya 145 warga Palestina terluka selama bentrokan hari itu dengan pasukan Israel dan pemukim ilegal di seluruh Tepi Barat yang diduduki, termasuk al-Quds Timur, tempat para ekstremis Israel melakukan pawai kontroversial. Setidaknya 18 dari mereka yang terluka telah menjadi sasaran tembakan langsung Israel, tambah badan tersebut.[IT/r]