Menlu: Barat Menargetkan Rusia dengan Kampanye Kebohongan yang Sama yang Dilakukan terhadap Suriah
Story Code : 980228
Mikdad membuat pernyataan dalam pertemuan dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov, di ibukota Moskow pada hari Senin (21/2), di mana kedua diplomat bertukar pandangan tentang perkembangan terbaru di Eropa dan Asia Barat.
“Kampanye kemunafikan, kebohongan, dan penipuan yang dilakukan oleh Barat sama dengan kampanye yang diluncurkannya terhadap Suriah,” kata Mikdad seperti dikutip oleh kantor berita resmi Suriah, SANA. “Negara-negara Barat mendorong Ukraina untuk melancarkan serangan ke Rusia, memasoknya dengan senjata, membangun pangkalan, melanggar perjanjian internasional tentang non-proliferasi, terus bekerja untuk memperluas NATO, dan mengancam Federasi Rusia dan negara-negara lain di dunia.”
Diplomat top Suriah menggarisbawahi dukungan Damaskus untuk semua upaya yang dilakukan oleh Moskow untuk mengatasi krisis yang coba diciptakan oleh Barat berkaitan dengan Ukraina, dengan mengatakan bahwa mereka yang mempraktikkan informasi yang salah, propaganda media, dan terorisme media terhadap Suriah adalah orang-orang yang melakukan hal yang sama hal melawan Federasi Rusia.
Washington selama sebulan terakhir terus menuduh Moskow berencana menyerang Ukraina dengan menempatkan sebanyak 190.000 tentara di dan sekitar perbatasan Ukraina. Rusia telah menolak tuduhan itu, dengan mengatakan pembangunan militer bersifat defensif.
Dalam langkah besar untuk meredakan ketegangan, Moskow mengumumkan pekan lalu bahwa beberapa pasukan yang dikerahkan di daerah yang berbatasan dengan Ukraina akan kembali ke pangkalan mereka. Ini juga merilis rekaman yang menunjukkan tank dan kendaraan lapis baja dimuat ke gerbong kereta api. AS dan sekutu NATO-nya, bagaimanapun, mengklaim mereka tidak melihat penarikan signifikan pasukan Rusia dari perbatasan Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa AS sengaja merancang skenario untuk memikat Rusia ke dalam perang atas Ukraina, karena Kremlin telah berulang kali menegaskan bahwa perluasan infrastruktur militer NATO di Ukraina merupakan garis merah untuk Moskow dan bahwa setiap ekspansi di masa depan harus mengecualikan Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya. [IT/r]