Ketua Liga Arab: Resolusi Konflik Israel-Palestina Kunci Perdamaian dan Stabilitas di Timur Tengah

Berbicara pada Konferensi ke-32 Persatuan Antar-Parlemen Arab di ibukota Mesir Kairo pada hari Kamis (17/2), Aboul Gheit menggarisbawahi bahwa masalah Palestina tetap menjadi masalah yang membara bagi semua orang Arab dan Muslim di dunia, menyatakan bahwa setiap orang harus memikul tanggung jawab mereka dalam hal ini. .

“Perdamaian, stabilitas, dan keamanan tidak akan terwujud di bagian dunia ini, kecuali pendudukan Zionis Israel atas wilayah Palestina berakhir dan sebuah negara Palestina merdeka dibentuk di perbatasan pada 4 Juni 1967, dengan al-Quds Timur sebagai ibukotanya,” ujarnya.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa “dunia Arab sedang melalui tahap sejarah yang sulit, di mana ancaman geopolitik meningkat.”

“Tantangan keamanan, ekonomi dan sosial yang dihadapi masyarakat dan pemerintah kita semakin meningkat. Ambisi berbahaya selain kebijakan ekspansionis dan ofensif sedang diupayakan oleh beberapa pihak di kawasan dengan tujuan memperluas hegemoni dan kekuasaan,” kata Aboul Gheit.

Palestina menginginkan Tepi Barat sebagai bagian dari negara Palestina merdeka di masa depan dengan al-Quds Timur sebagai ibu kotanya.

Lebih dari 600.000 orang Zionis Israel tinggal di lebih dari 230 pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Zionis Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan al-Quds Timur. [IT/r]