Menlu Suriah, Walid Muallem mengatakan Suriah adalah korban senjata kimia. Karena itu, menemukan kebenaran tentang penggunaan senjata ini merupakan kepentingan pemerintah Suriah.
Berbicara dalam konferensi pers di Damaskus, Selasa (27/8/13) Muallem menolak klaim baru bahwa tentara Suriah melakukan serangan kimia lalu menghapus tanda-tandanya. Muallem mengatakan, hal itu mustahil dilakukan Tentara Suriah karena daerah yang menderita serangan kimia berada di bawah kendali para teroris.
Dia mengatakan, para inspektur PBB seharusnya datang ke Suriah 5 bulan lalu ketika sejumlah besar warga tewas dalam serangan kimia yang dilakukan teroris di Khan al-Assal.
Muallem melanjutkan, "John Kerry mengatakan Tentara Suriah menggunakan senjata kimia. Saya katakan padanya; 'Saya sangat menolak rumor tersebut. Dan tidak ada tentara di dunia yang menggunakan senjata tersebut pada rakyatnya sendiri.' "
Dia menambahkan, pemerintah Suriah bertekad dan merasa wajib membantu PBB mencari kebenaran tentang dugaan serangan kimia di dekat Damaskus itu.
Mengacu pada kemungkinan serangan AS di Suriah, Menlu Suriah itu mengatakan bahwa serangan AS hanya akan melayani kepentingan para teroris yang terhubung dengan al-Qaeda dan Israel.
Muallem mengatakan, negaranya sedang berjuang melawan teroris dari semua negara Arab kecuali Djibouti.
Muallem kemuadian menunjuk pemerintah Yordania yang menjadi sumber kegiatan CIA dan militer AS terhadap Suriah dan berkata, "Kita tidak pernah berbuat salah terhadap Jordan. Dikatakan bahwa mereka sedang menyiapkan diri berpartisipasi dalam perang kimia [terhadap Suriah]. Kami meminta saudara-saudara Yordania kami untuk menghormati hak bertetangga."[IT/AAL/NAT]
Share Berita :
Comment
2013/08/30 16:31
Nah lho Jordan,makanya jangan ikut campur urusan orang woi...