0
Saturday 1 December 2012 - 14:53
Kemerdekaan Palestina

Indonesia Konsisten Dukung Kemerdekaan Palestina

Story Code : 216738
Demo dukung Palestina; karawangid.com
Demo dukung Palestina; karawangid.com

Sebagaimana bangsa lain, Indonesia juga negara yang selalu berdiri di barisan terdepan mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi dalam sebuah seminar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang di gelar hari Jumat, 30/11/2012, mengatakan dirinya berterima kasih kepada rakyat dan pemerintah Indonesia yang selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina.

"Bahkan isu Palestina menjadi isu pertama yang dibahas dalam politik luar negeri Indonesia," katanya.

Dalam seminar yang bertema `Peranan Indonesia atas Perjuangan Kemerdekaan Palestina` itu, Fariz Mehdawi menyebutkan Menteri Luar Negeri Indonesia selalu menyampaikan dukungannya dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

"Dukungan Indonesia terhadap Palestina bukan karena isu agama, karena konflik Palestina dan Israel bukanlah isu agama. Konflik itu terjadi karena penjajahan Israel atas Palestina," imbuhnya.

Fariz Mehdawi berpendapat, Indonesia memberikan dukungan terhadap Palestina karena memiliki sejarah yang sama dalam hal penjajahan. Israel ingin memusnahkan masyarakat Palestina dengan membangun rumah-rumah Israel di wilayah Palestina. Sama seperti Indonesia ketika penjajahan terjadi di masa lalu, baik oleh Belanda maupun Jepang.

Ia menambahkan, lebih dari 750.000 rakyat Palestina menjadi pengungsi di negaranya sendiri, lebih dari 532 desa dan kota di Palestina dihancurkan secara menyeluruh dan diganti dengan bangunan-bangunan Israel.

Perang delapan hari dua pekan lalu saja, korban dari rakyat Gaza 148 orang tewas dan 1.300 korban luka-luka. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan. "Kami sangat memerlukan kemerdekaan ini, terlalu banyak darah yang tumpah sejak puluhan tahun ini. Maka yang paling penting adalah pengakuan (kemerdekaan).

"Kami hanya ingin tinggal di tanah kelahiran kami Palestina, mendapatkan kemerdekaan dan hidup damai tanpa perang. Perjuangan Palestina untuk mencapai kemerdekaannya akan sia-sia tanpa bantuan dari Indonesia," katanya.

Dalam seminar itu, Direktur Timur Tengah Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ratu Silvy Gayatri mengatakan Indonesia akan tetap konsisten mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

Sikap Indonesia itu berdasarkan amanat konstitusi, yakni Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan.

"Selain itu juga berdasarkan pengalaman pahit Indonesia yang mengalami penjajahan selama ratusan tahun," katanya.

Dalam acara syukuran atas pengakuan Palestina sebagai negara peninjau di Perserikat Bangsa Bangsa, Duta Besar Palestina itu juga menyampaikan terima kasih pada pemerintah dan rakyat Indonesia atas dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. “Ada banyak sahabat Palestina di seluruh dunia, terutama di Indonesia yang mendukung kami untuk merdeka," kata Fariz

Fariz mengatakan, pengakuan oleh PBB sangat dibutuhkan masyarakat Palestina untuk mewujudkan kedamaian. Beliau juga mengapresiasi dukungan yang disampaikan publik dan tokoh lintas agama di Indonesia yang disampaikan secara terbuka. Baik melalui jalur diplomasi dan dialog ataupun melalui bantuan kemanusiaan.

Dia berharap pemerintah Indonesia tetap menjadi sahabat baik bagi Palestina. "Kami selalu berada di posisi kuat jika kita bersatu," pungkasnya.

Sebanyak 193 negara anggota PBB memberi suara dalam sidang PBB. Dari jumlah itu, 138 negara mendukung pemberian status baru bagi Palestina. Sembilan negara menentang dan 41 negara abstain. Kanada, Israel, dan Amerika Serikat termasuk yang menentang rancangan pemberian status merdeka bagi Palestina.

Sedangkan Negara-negara pendukung rancangan resolusi itu adalah 70 negara. Mereka antara lain Indonesia, Iran, Cina, Aljazair, Angola, Brazil, Kuba, Jordania, Kenya, Nigeria, Pakistan, Peru, Qatar, Senegal, Afrika Selatan, Tajikistan, Venezuela, dan Zimbabwe.(IslamTimes/sa)
Comment